SuaraKaltim.id - Beberapa waktu lalu, sempat viral di media sosial (Medsos) Instagram soal situasi dan kondisi siswa-siswi di Kutai Barat (Kubar) yang kesulitan harus pulang-pergi sekolah lantaran akses jalan yang sangat buruk.
Para siswa-siswi tersebut berasal dari dua sekolah. Yakni SMK N 1 Mook Manaar Bulatn dan SMP Negeri 1 Muara Jawaq. Kondisi jalanan berlumpur saat hujan dan berdebu parah ketika tak hujan memang selalu jadi keluhan.
Hal itu disampaikan langsung oleh Zulfikar, salah satu tenaga pengajar di wilayah tersebut. Dihubungi melalui panggilan seluler, ia mengatakan bahwa situasi itu memang kerap terjadi di tempatnya mengajar.
"Jarak sekolah ke kampung kurang lebih 5 kilometer, nah mereka memang pada saat itu susah lewat, mereka parkir dari jalanan yang masih bisa dilewati. Kemudian, paginya, karena ada mobil perusahaan yang lewat, mereka nebeng (mobil perusahaan) untuk ke sekolah," jelasnya, Rabu (26/1/2022).
Keterlambatan saat masuk sekolah menjadi makanan sehari-hari para siswa-siswi jika hujan. Para pengajar mau tidak mau harus memaklumi hal tersebut.
Situasi tersebut membuat mereka terbiasa melewati akses jalanan yang tak layak itu. Namun, kondisi jalan yang justru makin parah membuat mereka akhirnya berkeluh kesah.
"Hari itu emang parah banget. Siangnya mereka mau balik, selesai sekolah, minta tolong ke kami untuk diantar. Awalnya kami tidak tahu karena kami pikir sudah biasa. Apalagi di Muara Jawa ke Manaar Bulatn memang banyak spot-spot jalan rusakm banyak yang tanah. Eh pas kami lihat, berempat guru anter termasuk saya, kami kaget, ternyata jalanannya rusak parah," bebernya.
Ia menerangkan, beberapa siswa-siswi terkadang harus jalan kaki dengan jarak yang jauh untuk bisa berangkat ke sekolahnya masing-masing. Mereka berkumpul bersama lalu berangkat dan pulang bersama.
Ia mengaku jarak kedua sekolah itu memang tak jauh. Makanya, para siswa-siswi tersebut sering melakukan aktivitas berangkat dan pulang bersama.
"Diantar barengan sama teman-teman lainnya, mereka terkumpul dari satu kampung yang sama. Dua sekolah itu memang kesusahan untuk pulang-pergi, karena memang SMP dan SMK itu jaraknya enggak jauh. Sekitar sekilo dari SMP ke SMK situ," lanjutnya.
Katanya, kondisi jalan yang berkontur tanah biasa juga memiliki beberapa lubang. Ia juga mengakui, kondisi tanah bakal terasa lebih parah jika hujan mengguyur.
Lebih lanjut, berdasarkan keterangan yang ia terima dari para siswa-siswi, kondisi jalanan tanah tersebut katanya semakin parah. Ia menyatakan, setiap hari para siswa-siswi di sana sering melewati jalanan itu. Namun, saat itu memang diakui oleh ia dan para siswa-siswi, kondisi tanah semakin parah.
"Memang kata anak-anak, biasanya tak sedalam ini. Biasanya masih bisa mereka lewat, tapi kemarin itu memang titik terparahnya. Sampai mereka harus nebeng mobil perusahaan buat lewat," akunya.
Titik jalanan yang rusak parah itu disebut panjangnya sekitar 100 sampai 200 meter. Sisanya, jalanan masih bisa untuk dilalui.
Ia mengatakan, spot-spot jalanan rusak di Kecamatan Manaar Bulatn sendiri memang masih sangat banyak. Saking banyaknya, masyarakat seolah dibuat terbiasa akan hal itu oleh pemerintah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Masjid Banyak Belum Bersertipikat, Pemerintah Waspadai Potensi Konflik Lahan di Kaltim
-
Wilayah Penyangga IKN Bidik Zona Hijau Malaria pada 2026
-
Retribusi Lapak Rp 819 Ribu Bikin Resah Pedagang Lang-Lang Bontang
-
Masih Ada 236 Kasus Tanah di Kaltim, Pemerintah Fokus Benahi Tumpang Tindih dan Plasma HGU
-
Dukungan BI Kaltim Dorong Lahirnya Puluhan Komitmen Investasi di IKN