SuaraKaltim.id - Semua tepi Sungai Karang Mumus (SKM) disebut tak akan dibangun turap. Hal itu disampaikan Wali Kota Samarinda, Andi Harun.
Ia mengatakan, komunitas pecinta sungai di daerah itu tak perlu risau akan keputusannya. Karena, masih ada ruang sungai yang natural.
"Di titik tertentu dan di kawasan hulu tidak akan dilakukan penurapan tepi sungai, tapi di titik-titik tertentu pun memang sangat terpaksa dilakukan penurapan untuk mengurangi banjir," ujarnya, melansir dari ANTARA, Senin (31/1/2022).
Pada 2020 ketika ia masih calon Wali Kota Samarinda, ia mengaku, saat itu menyempatkan berbincang dengan tokoh pecinta sungai. Tak lain Misman selaku Ketua Gerakan Memungut Sehelai Sampah SKM mengenai penanganan SKM.
Baca Juga: Kota Tepian Waspada DBD, Diskes Samarinda Disindir Ahmat Sopian Noor: Gerak Cepat
Saat itu, lanjutnya, semacam ada kesepakatan dengan Misman mengenai pola penanganan sungai. Yakni, selain agar kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air sungai tetap terjaga, banjir akibat limpasan air sungai juga tidak parah.
Dari perbincangan tersebut, kemudian masing-masing pihak memahami, sehingga kemudian ada sejumlah kawasan yang harus dilakukan penurapan, namun ada juga kawasan yang dibiarkan secara alami sebagaimana layaknya sungai yang memiliki kawasan amfibi.
"Posisi pemerintah memang dilematis, karena di satu sisi harus dilakukan penurapan untuk menahan limpasan air sungai ketika pasang besar, namun di sisi lain berpengaruh pada ekosistem yang kemudian mendapat protes komunitas pecinta sungai, sehingga harus ada jalan tengah," katanya.
Menurutnya, kontur daratan rata-rata di Kalimantan berbeda dengan di Sulawesi dan Jawa, karena kawasan darat di Kalimantan tidak datar, namun bergelombang ada kawasan berbukit dan kawasan pemukiman warga yang rendah, bahkan rendahnya ada yang di bawah permukaan sungai.
Kondisi ini, katanya, tentu saja menyebabkan banjir ketika hujan lebat maupun saat pasang sungai. Oleh karena itu, katanya, untuk menangani kawasan yang lebih rendah dari sungai, harus dilakukan penurapan agar air tidak melimpas ke pemukiman.
Baca Juga: Miliki SPKLU, Kota Samarinda Pastikan Mobil Listrik Akan Jadi Alat Transportasi
"Perumahan Griya Mukti misalnya, terpaksa tepi sungainya dibeton karena datarannya lebih rendah dari sungai ketika pasang, sehingga hal ini bisa mengurangi banjir dari limpasan sungai," jelasnya.
Berita Terkait
-
Tuntut Penyelesaian Konflik Tambang Muara Kate, Kantor Gubernur Kaltim Digeruduk
-
Wow! Stadion Segiri Berubah Total Usai Direnovasi 81 Miliar, Intip Perubahannya
-
Bukber Asyik di Samarinda & Balikpapan: Ini 5 Kafe serta Restoran Pilihan untuk Ramadan!
-
BRI Liga 1: Borneo FC Menangi Derby Kalimantan, Matheus Pato on Fire!
-
Momen Gibran Dicubit Warga saat Berkunjung ke Samarinda
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
Terkini
-
Dampak IKN, Babulu Diusulkan Punya Rumah Sakit Sendiri
-
Cuma Janji, Gaji Tak Dibayar, Karyawan RSHD Samarinda Mengadu ke Disnaker
-
650 Warga Kaltim Terdampak Dugaan BBM Tercemar, Pemprov Turun Tangan
-
Link DANA Kaget Aktif 17 April 2025: Siap-Siap Dapat Saldo Gratis
-
Maruarar Panggil AHY dan Basuki, Bahas Nasib Tower Hunian IKN