SuaraKaltim.id - Perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim) disebut semata-mata bukan karena ingin memindahkan Istana atau gedung-gedung kementerian. Namun, kebijakan bersejarah ini diambil karena salah satunya, agar Jawa dan luar Jawa, sama-sama sejahtera.
Untuk diketahui, pemerintah telah mengesahkan Undang-undang Ibu Kota Negara (UU IKN) pada 18 Januari lalu. Pengesahan UU IKN ini, menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam memindahkan IKN baru ke Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara (Kukar), di Bumi Mulawarman.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan membeberkan memastikan, pemerintah tengah merancang proses pembangunan IKN di Kaltim. Ia kemudian bicara alasan utama pemerintah memindahkan IKN ke Kaltim. Ia menyebut, pemerintah ingin mengubah stigma bahwa Indonesia hanya pulau Jawa.
“Indonesia ini negara yang luas, yang melimpah dengan ekosistem yang luar biasa,” terangnya, melansir dari WartaEkonomi.co.id--Jaringan Suara.com, Minggu (6/2/2022).
Alasan lain kenapa IKN ini harus pindah, katanya, ini terkait dengan keadilan sosial dan pemerataan ekonomi. Menurutnya, selama ini, Jawa lebih sejahtera, makmur dan maju. Sementara di luar Jawa, berbeda lagi.
“Bapak Presiden ingin tidak ada kesenjangan antara pulau Jawa dan lainnya,” jelasnya.
Dukungan Perpindahan IKN Mengalir Deras
Dukungan akan pembangunan IKN di Kaltim disuarakan masyarakat dari berbagai lapisan. Misalnya, hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Persekutuan Suku Asli Kalimantan (PASAK), Surpani. Ia merupakan penulis tesis mengenai peranan Partai Politik (Parpol) dalam rangka mendukung perpindahan IKN.
“Pemindahan IKN ini sudah melalui kajian mendalam,” katanya.
Baca Juga: Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun di Sumbar Masih Rendah, BIN Sumbar Gempur 10 Daerah
Kemudian, ia membeberkan alasan mengapa Provinsi Kaltim dipilih sebagai IKN. Ia menyebut lantaran letak geografis dari Pulau Seribu Sungai tersebut.
Letak Kaltim tidak berada di lempengan gempa, sehingga jarang terjadi bencana. Kaltim berada di tengah Indonesia bagian barat dan timur, dan berada di jalur khatulistiwa.
“Berdasarkan kajian geografis, Kaltim tidak ada sesaran untuk terjadi gempa. Kaltim juga masih luas untuk dikembangkan menjadi ibu kota modern dan profesional,” urainya.
Dukungan serupa disampaikan Presiden BEM Universitas Mulawarman, Abdul Muhammad Rachim. Namun, ia memberikan catatan kritis dan konstruktif.
“Pembangunan IKN harus dilakukan secara transparan dan ada partisipasi publik, mulai dari proses pembangunan serta hal-hal yang terkait tentang aspek lingkungan hidup,” pintanya mengakhiri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
5 Mobil Bekas 50 Jutaan Bukan Toyota buat Anak Muda, Hemat dan Bertenaga
-
Penerimaan Pajak Kaltim Capai Rp16,24 Triliun, Berikut Rinciannya
-
4 Mobil Matic Bekas Kabin Luas: Muat Banyak Keluarga, Aman di Segala Medan
-
Dari Samarinda Menuju IKN: SDM Peneliti Muda Mulai Disiapkan
-
Ratusan Guru Honorer di Kaltim Terganjal Administrasi Menjadi PPPK