SuaraKaltim.id - Tak bisa dipungkiri saat ini Kota Balikpapan masih bergantung pada sektor migas untuk menambah kontribusi PAD Kota Balikpapan. Sehingga jika harga minyak dunia turun atau pun batu bara, bakal berimbas pada APBD Kota Balikpapan.
Hal ini pernah terjadi pada 2015. Di mana harga batu bara turun drastis, maka di Balikpapan APBD dari Rp 3 triliun jadi Rp 2 triliun karena penerimaan dari pusat juga turun.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Balikpapan, Agus Budi Prasetyo mengatakan, untuk itu dalam menyambut Balikpapan sebagai penyangga IKN.
Maka dibuatlah kebijakan tata ruang yakni 52 persen kawasan hijau dan hanya 48 persen kawasan budidaya.
“Sehingga daya dukung dan daya tampungnya sangat terbatas,” ujarnya, melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Jumat (3/6/2022).
Apalagi, 60 persen wilayah Balikpapan mengandung batu bara yang sangat bagus, tapi meskipun begitu Pemkot dan DPRD Balikpapan sepakat tidak ada penambangan batu bara di Kota Balikpapan.
“Sebagai penyangga IKN Kota Balikpapan memiliki infrastuktur, ada ITK, jembatan pulang balang, Hutan lindung sungai wain dan DAS Manggar, pelabuhan, serta bandara,” akunya.
Katanya, tantangan lainnya sebagai pintu gerbang dari daya dukung dan tampung hanya mampu menampung 1 juta penduduk. Sekarang, jumlah penduduk Kota Balikpapan di posisi 700 ribu jiwa.
“Padahal informasi akan ada 1,5 juta ASN pindah dari Jakarta ke Kaltim dan kami yakin sebagian akan tinggal di Kota Balikpapan, sebagai kota yang paling siap dan dekat dengan IKN,” jelasnya.
Baca Juga: Tetap Bertahan, Persiba Balikpapan Kontrak Lagi Mahir Radja dan Muhammad Rasul
Tantangan lain bagi Kota Balikpapan yakni masih defisit air bersih yang mampu tersedia baru 1.300 liter perdetik dengankebutuhan 1.720 liter perdetik.
“Kalau sampai 2030 defisitnya bisa capai 1.542 liter perliter jadi ini salah satu tantangan terbesar di Kota Balikpapan,” imbuhnya.
“Kami berharap dengan ada IKN dapat menyerap tenaga kerja dan yang masih tergantung pada migas, bisa mulai dialihkan dengan Balikpapan sebagai kota jasa,” tuturnya.
Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur (Kaltim), tepatnya di Kecamatan Sepaku dan Semoi, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Menjadikan Kota Balikpapan salah satu Kota penyangga IKN.
Ia menambahkan, bahwa kota Balikpapan telah siap menjadi penyangga ibu kota negara, meski masih ada kekurangan. Namun terlepas hal itu, Kota Balikpapan lebih baik dari 10 Kabupaten/Kota di Kaltim untuk mempersiapkan diri menjadi penyangga IKN.
“Kita berharap semua unsur, khususnya masyarakat Kota Balikpapan, dapat mendukung proses dan program pemerintah pusat untuk membangun dan memindahkan ibu kota negera Nusantara ke Kaltim,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
KUR Serap 11 Juta Tenaga Kerja, UMKM Jadi Motor Perekonomian Nasional
-
Ekspor Sawit ke Eropa Masih Aman Asal Petani Ikut Patuhi EUDR
-
Medan Perang Generasi Z Bukan Lagi di Dunia Nyata, tapi di Dunia Digital
-
Mengulang Era Soeharto? DPR Wacanakan Bulog Langsung di Bawah Presiden
-
PKN Desak Prabowo Sahkan Perpres Ojol, Anas: Kami Bersama Rakyat Pekerja