SuaraKaltim.id - Guna mendukung pelaksanaan ibadah haji 1443 hijriah, Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan melakukan tes PCR kepada calon jemaah haji asal Balikpapan.
Kegiatan tes PCR dipusatkan di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKK Balikpapan, Selasa (21/6/2022). Sebanyak 120 calon jemaah haji mengikutinya.
“Untuk di Labkesda melayani 120 calon jemaah haji dan ada 51 calon jemaah haji yang mengikuti tes PCR di lab RSUD Beriman,” ujar Kepala DKK Balikpapan, dr Andi Sri Juliarty melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Rabu (22/6/2022).
Dio biasa Andi Sri Juliarty disapa menambahkan, pemeriksaan dan tes PCR selanjutnya pada calon jemaah haji asal Balikpapan akan dilakukan pada 29 Juni dan 30 Juni. Hal mengikuti jadwal calon jemaah yang akan masuk ke Asrama Haji Batakan.
“Total calon jemaah haji yang akan dilakukan tes PCR sebanyak 241 orang dan kami harapkan semua hasilnya negatif, sehingga jemaah dapat berangkat ke tanah suci tanpa kendala, serta dalam kondisi sehat dan kembali jadi haji mabrur,” harapnya.
Keberangakatan calon jemaah haji asal Kaltim sendiri sudah dimulai sejak Rabu ini. Kelomok terbang (Kloter) pertama dijadwalkan berangkat pada pukul 08.25 Wita tadi. Keberangkatan itu menggunakan dengan pesawat Garuda Indonesia Nomor Penerbangan GA 4101.
Tak cuma itu, screening juga diterapkan kepada para calon jemaah haji asal Kaltim. Hal itu disampaikan General Manager Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan Rika Danakusuma.
Screening katanya dilakukan langsung di Embarkasi Haji Batakan sebelum keberangkatan.
“Mulainya kan dari Asrama Haji kita sudah menyiapkan X tray dan walkthrough. Jadi semua screeningnya disana. Kemudian dari Beacukai dan Imigrasi disana,” ujarnya.
Baca Juga: Suhu di Mekkah dan Madinah Bakal Meningkat Panas Banget Musim Haji Ini, Sampai 43 Derajat
Dia menyebut, pihak bandara menyiapkan jalur khusus bagi jemaah haji. Sehingga tidak bergabung dengan penumpang umum.
Karena katanya lagi, paara calon jemaah haji tidak akan masuk melalui terminal. Sehingga waktu keberangkatan bisa disesuaikan.
“Nanti lewatnya jalur khusus di pintu di depannya pintu masuk kantor kita. Sebetulnya karena tidak lewat terminal, kita harapkan pas-pas (tidak lagi menunggu. Jadi waktunya disesuaikan,” ucapnya.
“Kalau umpanya kita sudah tahu ada delay, dari asrama hajinya disesuaikan, sehingga datang kesini jemaah haji tidak terlalu lama menunggu di dalam bus, jadi kita setting waktunya,” imbuhnya.
Ia menegaskan, nantinya setelah turun dari bus jemaah haji akan langsung naik ke pesawat Garuda dan tidak lagi menunggu. Hal itu hasil koordinasi dengan sejumlah stakeholder termasuk maskapai.
"Ini juga bersamaan dengan PPIH tentunya. Lewat jalur khusus, tidak di terminal. Dari bus bis anaik langsung ke pesawat. Karena keinginan dari airlines tidak melalui terminal biar lebih mudah kayaknya,” bebernya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Kemendagri Dampingi Bangkalan Susun Perda Pajak dan Retribusi yang Lebih Adaptif
-
DPR Minta Pendirian Pesantren Wajib Sertifikat Laik Fungsi
-
Menkum Supratman Tegaskan Penyidik TNI Hanya Tangani Anggota Sendiri di RUU Keamanan Siber
-
Belajar dari Tragedi Al Khoziny, Ahmad Ali Serukan Solidaritas dan Pengawasan Ketat Bangunan
-
Prabowo Dorong Meritokrasi di TNI: Kualitas Jadi Tolok Ukur, Bukan Senioritas