SuaraKaltim.id - Anjloknya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit membuat petani di Kaltim, khususnya di Kabupaten Paser ogah panen, hingga menyebabkan sebagian buah sawit busuk.
Kepala Dinas Perkebunan dan Perikanan Kabupaten Paser Joko Bawono mengatakan, harga TBS sawit di Kaltim saat ini menyentuh harga terendah. Kemarin sempat menyentuh Rp 700, kini mencapai Rp 900 per kilogram (kg).
“Penurunan harga TBS di kami saat ini harga TBS kisaran 900-1.200 saat ini. Masalahnya ini bukan masalah spesifik atau masalah Kaltim tapi Indonesia,” ujarnya, melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Kamis (30/6/2022)
Meskipun katanya, harga TBS sawit di Kaltim masih lebih tinggi sedikit dibanding provinsi lain, seperti di Sumatera yang menyentuh harga terendah mencapi Rp 500 per kg.
Baca Juga: Harga Sawit Diprediksi Naik dalam Dua Bulan, Bakal Berdampak ke Minyak Goreng?
“Kalau kita bandingkan dengan provinsi lain, (harga) kita masih di atas sedikit. Kalau di Sumatera itu sudah menyentuh angka 500-700 perak per kg,” ucapnya.
Para petani sawit berharap, harga TBS bisa kembali normal. Di mana sempat menyentuh Rp 3 ribu per kg. Karena harga yang anjlok, petani sawit sementara tidak panen. Mereka mengaku bakal merugi jika panen tetap dilakukan.
“Berharap agar harga TBS ini stabil. Kalau saya dengar informasi ada yang sudah tidak panen karena dengan harga itu sudah dengan harga angkut, harga panen, lebih baik gak di panen,” katanya.
Ia menjelaskan, anjloknya harga sawit karena tidak semua perusahaan sawit mendapat izin ekspor. Di samping kebijakan Pemerintah yang memberatkan perusahaan untuk eskpor.
“Kalau kita baca itu ada 3 penyebabnya yang pertama belum semua perusahaan diberi izin untuk ekspor. Sementara mereka ini ada tambahan 200 US dollar per ton nya kalau mau ekspor, akan memberatkan perusahaan,” timpalnya.
Ia mengatakan, khusus di Kabupaten Paser luasan perkebunan sawit yang dikelola perusahaan mencapai 183 ribu hektar. Sedangkan, yang dikelola masyarakat atau swadaya 60-70 ribu hektar.
“Angka pastinya gak kita ketahui (luasan perkebunan yang dikelola masyarakat karena kan di masyarakat masif sekali, kadang-kadang gak dilaporkan,” tandasnya.
Berita Terkait
-
BPDPKS Sebut Penyaluran Dana Peremajan Sawit Rakyat Mencapai Rp9,38 Triliun
-
Langkah Nyata Cegah Bentrok, Jakarta Timur Tutup Akses Tawuran di Tembok Pinggir Rel
-
Sambut Baik Pemangkasan Pungutan, Gapki Optimistis Ekspor CPO Bisa Meningkat
-
BPDPKS Turunkan Target Pungutan Ekspor Sawit Jadi Rp 24 Triliun di 2024
-
BPDPKS Gelar Sosialisasi Pelaksanaan Eksportasi dan Pungutan Ekspor Sawit
Tag
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
Hibah $7,6 Juta dari AS untuk Wujudkan Pusat Komando di IKN
-
Pilkada Serentak Kaltim, Milenial dan Gen Z Diharapkan Jadi Penentu Arah Baru
-
Klarifikasi 4 Lurah Terkait Bimtek, Polisi Bontang Pastikan Penyelidikan Berlanjut
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS