Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Minggu, 03 Juli 2022 | 09:00 WIB
Pemkot Banjarbaru hentikan potongan retribusi toko dan los di Pasar Bauntung. [KanalKalimantan.com]

SuaraKaltim.id - Pemberhentian pemotongan retribusi sewa toko dan los di Pasar Bauntung, Banjarbaru oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarbaru dilakukan terhitung per tanggal 30 Juni 2022 kemarin. Namun, hal itu ditolak mentah-mentah oleh para pedagang.

Pasalnya, pemberian diskon tersebut tidak merata kepada seluruh pedagang. Salah seorang pedagang yang tidak ingin disebutkan namanya, menuturkan kalau pemberian pemotongan harga di Pasar Bauntung tidaklah merata. Sebab, dirinya salah satu yang tidak mendapatkan diskon tersebut.

“Diskon tidak menyeluruh, yang menerima kertas dari UPT saja yang mendapat diskon,” ujarnya melanasir dari KanalKalimantan.com--Jaringan Suara.com, Minggu (3/7/2022).

Dilanjutkannya, pada awal pemberian diskon alias potongan retribusi oleh UPT Pasar Bauntung, hanya diberitahukan adanya potongan lewat mulut ke mulut. Bukan langsung diumumkan secara terbuka di kawasan pasar.

Baca Juga: Pejabat FCC AS Minta Google dan Apple Hapus Tiktok dari Toko Aplikasi karena Curiga Mata-mata

“Diskonnya hanya lewat mulut ke mulut tidak diumumkan secara langsung,” sambungnya.

Dirinya juga mengharapkan, dapat diberikan diskon merata bagi pedagang. Alias tidak ada tebang pilih.

Kemudian, terkait penyampaian, diharapkan bisa diinformasikan langsung lewat pengeras suara pasar. Karena menurutnya, tidak semua orang memiliki HP android.

Disinyalir, pengumuman soal pemotongan retribusi sewa tersebut hanya diumumkan melalui HP android dalam obrolan di aplikasi pesan instan.

“Memang grupnya ada, cuman tidak semua orang memiliki HP android, pihak UPT seharusnya ketika memberikan informasi langsung saja diumumkan lewat Toa pasar,” harapnya.

Baca Juga: Sapi Sudah Sampai di Kalimantan Dikembalikan Lagi ke Sulawesi, Pedagang Sapi Rugi Besar

Beda nasib dengan salah seorang pedagang, NA, dirinya mengaku mendapat diskon. Di mana sewa tokonya Rp 405 ribu perbulan dan mendapat pemotongan menjadi Rp 243 ribu.

“Pemotongan retribusinya tidak merata tergantung tokonya, ada yang Rp 205 ribu, ada juga yang Rp 225 ribu,” ujarnya.

Diakuinya, dirinya menolak pemberhentian pemotongan diskon ini, sebab selama 6 bulan terakhir pengunjung pasar masih sepi.

“Kalau hujan pengunjung dipastikan tidak ada, pengunjung masih sepi,” katanya.

Pedagang ini menilai, tidak ada langkah tegas dari Pemkot Banjarbaru dalam relokasi Pasar Bauntung ini. Sebab, pedagang di Pasar Bauntung di kawasan lama masih ada.

“Di sini tidak ramai karena pasar di sana masih banyak yang berdagang,” tuturnya.

Lebih jauh dirinya mengharapkan pemberian diskon sewa toko dan lapak di Pasar Bauntung masih dapat diperpanjang sampai perputaran omset stabil.

Termasuk langkah tegas Pemko Banjarbaru dalam merelokasi pedagang yang masih ada di eks Pasar Bauntung.

Pemkot Banjarbaru Hentikan Potongan Retribusi Sewa Toko dan Los Pasar Bauntung

Pemkot Banjarbaru menghentikan potongan retribusi sewa toko di Pasar Bauntung, Banjarbaru mulai Kamis (30/6/2022). Retribusi Pasar Bauntung yang baru berlaku per Juli 2022 ini dengan tarif normal.

Dengan demikian, keringanan retribusi dari Januari hingga Juni 2022 di mana potongannya 45 hingga 55 persen di Pasar Bauntung, tidak diperpanjang oleh Pemkot Banjarbaru.

Kepala UPT Pasar Bauntung Banjabaru, Adi Royan Pratama mengungkapkan, jauh-jauh hari pihaknya sudah menyampaikan ke pedagang jika keringanan biaya retribusi akan berakhir pada 30 Juni 2022.

“Berdasarkan pengajuan keringanan biaya retribusi yang dimohonkan sekitar 370 pedagang yang kita berikan potongan dari 45 sampai 55 persen berakhir di hari ini, dan mulai Juli artinya pedagang harus bersiap untuk membayar biaya retribusi secara penuh,” jelasnya.

Adanya penarikan retribusi sewa toko di Pasar Bauntung tersebut, sudah tertuang dalam Perda Nomor 5 Tahun 2021 tentang retribusi pelayanan pasar dan retribusi pasar pertokoan.

Menurutnya, para pedagang pasti mampu membayar retribusi secara penuh, dengan melihat kondisi Pasar Bauntung yang kini juga sudah mulai meningkat jumlah pengunjung dan konsumennya.

“Kami optimis, walaupun pengurangan retribusi tidak dilanjutkan tapi target pembayaran tersebut bisa tercapai,” tuturnya.

Ia melanjutkan, hingga enam bulan pertama UPT sudah mencapai yakni Rp 2 miliar setahun.

“Kemarin kita sudah di Rp 1,1 miliar dan hari ini kemungkinan akan bertambah lagi, dan angka ini sudah melebihi target kita di 2022,” ucapnya.

Disinggung mengenai tunggakan pedagang, ia membenarkan jika tetap ada pedagang yang menunggak retribusi.

“Kurang lebih ada 30 persen pedagang yang menunggak,” singkatnya.

Meski begitu, pihaknya terus berkoordinasi dengan paguyuban dan kerukunan pedagang untuk bisa membantu agar pedagang yang menunggak bisa membayar tunggakan retribusinya.

Total pedagang di Pasar Bauntung sendiri ada 880 pedagang. Namun tak semua mengajukan keringanan biaya retribusi karena pengajuan keringanan dilakukan secara perorangan.

Sebagai informasi, besaran tarif di Pasar Bauntung terbagi beberapa kategori harga. Semisal yang termurah ada di los basah dan kering yang berkisar dari Rp 200-300 ribu per bulannya.

Lalu, untuk toko berukuran 3×3 dipatok tarif retribusi sejumlah Rp 405 ribu, untuk toko 3×6 dipatok Rp 810 ribu dan yang termahal yakni ruko dua lantai dengan nominal Rp 1.760.000.

Load More