Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Jum'at, 26 Agustus 2022 | 20:03 WIB
Gas subsidi 3 Kg di eceran mencapi harga Rp 40-50 ribu per tabung. [KanalKalimantan.com]

SuaraKaltim.id - Harga tabung gas 3 killogram (Kg) subsidi khusus miskin kembali melejit di Banjarbaru. Kini menyentuh angka Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu.

Salah satunya, dirasakan Surya Darmawan, warga Kelurahan Guntung Payung yang mengaku membeli si melon seharga Rp 50 ribu dieceran.

“Baru aja tadi beli Rp 50 ribu di eceran,” ujarnya, melansir dari KanalKalimantan.com--Jaringan Suara.com, Jumat (26/8/2022).

Dirinya, hanya menduga-duga terkait kemahalan gas di eceran mengikuti harga gas tabung 5,5 kg non subsidi.

Baca Juga: Modus Razia, 2 Polisi Ini Rampas Motor Warga, Beraksi di Banjarbaru

“Cuma menduga gas pink mahal juga, Rp 110 ribu di pangkalan, kayaknya mengikuti harga tersebut,” ucapnya.

Diakuinya, sangat jarang dirinya mendapati harga gas melon kisaran Rp 25 ribu hingga Rp 35 ribu.

Di tempat berbeda, Hayaturrahmah, warga Kelurahan Cempaka mengungkapkan dirinya juga heran harga gas melon di eceran sangat mahal.

“Kalau harga biasa di pangkalan kisaran Rp 18,5 ribu, namun di eceran hampir Rp 45 ribu,” ungkapnya.

Wajar dia bingung. Sebab harga eceran tertinggi (HET) sesuai ketetapan gubernur di pangkalan Rp 18,5 ribu per tabung.

Baca Juga: Kasus Cacar Monyet Picu Rasa Khawatir Masyarakat Banjarbaru, Diskes: Patuhi Prokes

“Kalau sampai tembus Rp 45 ribu kan tak masuk akan,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Disdag Kota Banjarbaru, Anshori tidak memungkiri terkait mahalnya harga gas melon di eceran, berdasarkan temuannya berkisar Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per tabung di Banjarbaru dan Martapura.

Menurutnya, bila ada yang mengeluh harga gas melon mahal maka masyarakat tersebut merupakan masyarakat menengah dan orang kaya.

“Jika ada masyarakat Banjarbaru yang mengeluh harga gas mahal di kios-kios, itu adalah masyarakat menengah dan orang kaya, yang tidak dapat kartu kendali, mereka tidak bisa beli di pangkalan,” tegasnya.

Terkait kartu kendali disebutkan Anshori sampai saat ini sudah ada 26 ribu lebih data pengguna dari kepala keluarga miskin (KKM) dan usaha mikro.

“Sejak dilaunching pada 29 Juni 2021 lalu, hingga saat ini sudah ada 26.731 pengguna, KKM dan usaha mikro sudah bisa membeli gas 3 Kg dengan harga murah di pangkalan dan tidak lagi beli di kios,” tuturnya.

Disinggung soal bagaimana jika ada masyarakat miskin atau pelaku usaha mikro yang belum terdaftar. Ia menjelaskan, mereka bisa langsung mendatangi Ketua RT setempat.

“Bisa mendaftar di RT setempat, untuk bisa beli di pangkalan, karena belum dapat kartu kendali, cukup menggunakan KTP bisa beli di pangkalan yang sudah di zonasikan oleh kelurahan,” pungkasnya.

Load More