SuaraKaltim.id - Di Oktober kemarin, inflasi Bumi Mulawarman tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Untuk Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat inflasi sebesar 0,17% (month-to-month/mtm).
Pada bulan sebelumnya, inflasi di Kaltim sebesar 0,85% (mtm). Hal itu disampaian Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (Kanwil BI) Kaltim Ricky Perdana Gozali dalam rilisnya.
Ia mengatakan, capaian tersebut membuat inflasi tahunan Kaltim di Oktober ada 5,83% (year-on-year/YoY). Angka itu katanya lebih tinggi jika dibandingkan capaian nasional yang berada di 5,71% (YoY).
Berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi pada bulan ini utamanya bersumber dari peningkatan harga pada kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran. Serta, kelompok transportasi.
Sementara itu, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau.
“Inflasi pada kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran sejalan dengan peningkatan keyakinan konsumen,” katanya, melansir rilis yang diperoleh dari aplikasi pesan instan, Kamis (10/11/2022).
Lalu, dari hasil Survei Konsumen BI Kaltim, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Oktober kemarin meningkat. Yakni menjadi 133,67 dari 119,58 pada bulan sebelumnya.
Adapun IKK terbentuk dari keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen ke depannya.
Lebih lanjut, hal ini mengindikasikan peningkatan daya beli warga Kaltim. Maka, peningkatan konsumsi masyarakat yang tercermin dari inflasi kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran sebesar 1,77% (mtm).
Baca Juga: Sejarah Badai Resesi yang Pernah Menimpa Indonesia, Paling Parah Pulihnya Butuh 10 Tahun
“Sementara pada kelompok transportasi, adanya penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan penyebab utama inflasi kelompok transportasi. Komoditas utama yang mendorong inflasi transportasi adalah bensin dan angkutan antar kota. Namun demikian, capaian inflasi transportasi yang sebesar 0,63% (mtm) tercatat lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya,” jelasnya.
Ia menuturkan, tekanan inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh terkendalinya harga komoditas pangan. Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,45% (mtm).
Penurunan harga utamanya terjadi pada komoditas bawang merah, cabai merah, telur ayam ras, minyak goreng dan cabai rawit.
“Deflasi pada kelompok pangan tersebut didorong masif dan intenfisnya program pengendalian inflasi pangan. Yang dilaksanakan oleh seluruh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota,” ujarnya.
Berkenaan dengan hal ini, TPID se-Kalimantan Timur terus berupaya melakukan optimalisasi program pengendalian inflasi. Untuk mengantisipasi kenaikan harga komoditas pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Selain itu, TPID tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota juga telah melakukan Gelar Pangan Murah. Sebagai tindak lanjut dari Kerjasama Antar Daerah (KAD), telah dilakukan berbagai tindak lanjut realisasi antara Kalimantan Timur dengan Nusa Tenggara Timur (NTT). Serta, tindak lanjut KAD Kota Samarinda dengan Jakarta dan Pinrang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Kemendagri Dampingi Bangkalan Susun Perda Pajak dan Retribusi yang Lebih Adaptif
-
DPR Minta Pendirian Pesantren Wajib Sertifikat Laik Fungsi
-
Menkum Supratman Tegaskan Penyidik TNI Hanya Tangani Anggota Sendiri di RUU Keamanan Siber
-
Belajar dari Tragedi Al Khoziny, Ahmad Ali Serukan Solidaritas dan Pengawasan Ketat Bangunan
-
Prabowo Dorong Meritokrasi di TNI: Kualitas Jadi Tolok Ukur, Bukan Senioritas