SuaraKaltim.id - Video dengan durasi 2 menit merekam sejumlah ikan mati di tepi laut wilayah RT 08, Kelurahan Bontang Lestari. Video itu beredar di grup aplikasi pesan instan anggota Komisi II DPRD Bontang.
Disinyalir ikan itu mati akibat terkontaminasi limbah dari perusahaan minyak goreng pasca insiden kebakaran, Sabtu (21/01/2023) pekan lalu. Untuk diketahui, beberapa waktu lalu, lokasi di perusahaan PT Energi Unggul Persada (EUP) terbakar.
Dari video itu, DPRD Bontang lantas memanggil PT Energi Unggul Persada (EUP), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3). Pemanggilan itu berlangsung pada Senin (30/01/2023) kemarin.
Dari hasil rapat gabungan Komisi II dan III DPRD Bontang, terungkap pasca kebakaran menyebabkan minyak tumpah mencemari laut. Hal itu terkonfirmasi saat DLH Bontang turun ke lapangan untuk uji sampel.
Katanya, kandungan oksigen terlarut di dalam air sangat rendah. Penyebabnya, akibat tumpahan minyak dari kawasan pabrik milik EUP yang terbakar.
Kebakaran yang terjadi di kawasan pabrik perusahaan melalap bangunan direksi keet atau kantor di lapangan milik mitra PT EUP. Sekitar 6 jam api membara. Kobaran juga menyambar 20 tangki IBC yang berisi cairan kimia.
Kepala DLH Bontang Heru Triatmojo mengatakan, usai kebakaran tim turun mengambil dan uji sampel di 3 titik dekat kawasan EUP.
Ditemukan ceceran minyak diperairan. Hasil tes di lapangan, kandungan suhu dan PH masih layak sesuai baku mutu. Tetapi kandungan oksigen terlarut sangat rendah.
"Kami juga melihat pihak EUP menyerok minyak dari laut dimasukan ke dalam drum biru. Tim juga melihat ceceran minyak dan bau menyengat," ujar Heru, dilansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Selasa (31/01/2023).
Baca Juga: Minyak Goreng di Purwakarta Langka? Begini Penjelasannya
Pun demikian, Heru mengaku, kewenangan pemberian sanksi atas pencemaran berada di DLH Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
"Kita sudah surati LH Provinsi untuk sanksi. Besok hasil uji laboratorium dari sampel yang kita kirim ke Samarinda sudah keluar. Nanti akan kita laporkan juga," sambungnya.
Humas PT EUP Jayadi membenarkan ada pencemaran pasca kebakaran. Sekitar 20an tandon IBC-kapasitas 1 ton- ikut tebakar saat kejadian.
"Bukan kilang yang terbakar tapi direksi keet milik mitra kami," kata Jayadi.
Usai kejadian itu, PT EUP menciduk minyak dari laut. Pun telah meminjam 6 unit oil boom atau alat penangkap minyak milik PT Indominco Mandiri untuk mengangkut minyak dari perairan.
"Kamis sudah kita angkat ke darat alatnya, Sabtu setelah kita bersihkan dikembalikan ke Indominco," ujar Jayadi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Elkan Baggott Curhat ke Jordi Amat: Saya Harus Seperti Apa?
Pilihan
-
Anggaran MBG vs BPJS Kesehatan: Analisis Alokasi Jumbo Pemerintah di RAPBN 2026
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
-
Naturalisasi PSSI Belum Rampung, Miliano Jonathans Dipanggil Timnas Belanda
Terkini
-
Malaysia Lirik IKN: Komitmen Bersama Bangun Fondasi Asia Tenggara yang Tangguh
-
Dari Rp 300 Ribu Jadi Rp 9,5 Juta, Warga Balikpapan Keluhkan PBB Melonjak Drastis
-
Dari Kukar hingga Mahulu, Begini Sebaran Konsumsi Ikan Warga Kaltim
-
Kerja Sama Internasional, IKN Tarik Minat Anhui Tiongkok
-
Proyek Rp 206 Miliar, Jalan KubarMahulu Jadi Akses Penting Mobilitas Masyarakat