Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 21 Maret 2023 | 17:45 WIB
Pelabuhan peti kemas, Balikpapan. [Dok. Pemprov Kaltim]

SuaraKaltim.id - Nilai ekspor Kalimantan Timur (Kaltim) pada Januari 2023 tercatat US$2,45 miliar, turun 19,76 persen dibanding dengan ekspor Desember 2022 lalu. Jika dibanding Januari 2022, nilai ekspor naik sebesar 126,56 persen.

Secara nilai, penurunan terbesar ekspor nonmigas Januari 2023 terhadap Desember 2022 terjadi pada golongan barang bahan bakar mineral yang turun US$446,69 juta (19,49 persen).

Sedangkan kenaikan terbesar terjadi pada golongan barang lemak dan minyak yang naik US$40,66 juta (17,72 persen). Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Yusniar Juliana dalam Press Release belum lama ini.

Melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, dari sektormnya, untuk ekspor nonmigas Januari 2023 mengalami penurunan jika dibanding dengan Desember 2022 lalu.

Baca Juga: Dewan Kaltim Sorot Perusda yang Tak Berkinerja Baik, Diminta untuk Mundur

Hasil tambang turun 19,49 persen, hasil industri turun 0,56 persen dan yang mengalami kenaikan terjadi pada ekspor hasil pertanian yang naik sebesar 534,18 persen.

Negara tujuan dengan nilai ekspor nonmigas terbesar pada Januari 2022 adalah ke Tiongkok dengan nilai mencapai US$729,36 juta, disusul Jepang sebesar US$290,10 juta dan India sebesar US$194,79 juta, dengan kontribusi ketiganya mencapai 55,62 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa masing-masing sebesar US$442,50 juta dan US$48,56 juta.

Menurut pelabuhan asal barang, ekspor Kalimantan Timur pada Januari 2023 yang terbesar berasal dari Pelabuhan Samarinda dengan nilai US$677,82 juta (27,68 persen), diikuti Pelabuhan Balikpapan sebesar US$588,00 juta (24,01 persen) dan Pelabuhan Bontang sebesar US$394,81 juta (16,12 persen).

Kemudian nilai impor Kaltim Januari 2023 tercatat US$446,64 juta, turun 24.35 persen dibandingkan nilai impor Desember 2022 dan jika dibandingkan dengan Januari 2022 mengalami kenaikan 121,96 persen.

Impor migas Januari 2023 senilai US$305,68 juta, turun 31,26 persen dibandingkan nilai impor Desember 2022, sedangkan jika dibandingkan dengan nilai impor Januari 2022 mengalami kenaikan 364,17 persen.

Baca Juga: Neraca Dagang RI Surplus Lagi, Kini US$5,48 Miliar

Penurunan nilai impor golongan barang nonmigas terbesar pada Januari 2023 jika dibandingkan nilai impor Desember 2022 adalah pada golongan barang pupuk yang turun US$14,41 juta.

Sebaliknya kenaikan nilai impor terbesar adalah pada golongan barang mesin dan peralatan mekanis yang mengalami kenaikan sebesar US$6,85 juta.

Load More