SuaraKaltim.id - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus, Suriah menyampaikan kondisi terkini Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Bontang bernama Ayu Febriani.
Melalui sambungan telepon seluler, staf KBRI di Damaskus menyampaikan, sulit untuk memproses kepulangan Ayu tanpa melunasi denda. Kedutaan menyarankan agar Ayu bersabar hingga kontraknya berakhir.
Terlebih, pekerjaan sebagai baby sitter sudah dijalani Ayu 1 tahun lebih. Pihak kedutaan juga telah menyampaikan langsung ke Ayu Febriani, pada Sabtu (8/4/2023) kemarin.
Pihak KBRI menjelaskan, beberapa langkah yang bisa diambil, pertama, dengan membayar uang pengganti senilai 9,5 ribu hingga 10 ribu dolar Amerika atau setara Rp 149 juta (kurs dolar hari ini Rp 14.940).
Cara kedua, dengan menempuh jalur hukum. Pihak keluarga yang ada di Indonesia bisa melakukan upaya hukum yang ditujukan kepada agen penyalur Ayu.
Karena, secara proses kedatangannya merupakan praktik ilegal atau perdagangan manusia. Saat ini bahkan di KBRI Damaskus ada total 35 Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Sebanyak 30 diantaranya menempuh jalur upaya hukum, dan ingin menebus biaya kepada majikan mereka yang dilakukan oleh pihak keluarga.
"Jadi tidak bisa serta merta bisa di pulangkan. Kalau pun kabur PMI akan ditahan di Bandara karena Imigrasi tidak mengeluarkan kebijakan pergi, sebelum ada persetujuan majikan dengan tertulis," kata KBRI Damaskus melansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Senin (10/04/2023).
KBRI menyarankan, agar Ayu bertahan selama 2 tahun kerja. Apalagi, terhitung perempuan berusia 26 tahun itu sudah bekerja selama 14 bulan atau sisa 10 bulan lagi.
Baca Juga: 2 Warga Sipil Tewas dalam Serangan Udara Israel di Suriah
Setelah itu baru Ayu bisa diproses pemulangannya karena sudah menjalankan kewajibannya untuk bekerja dan setia kepada majikannya.
Semua proses itu akan dibantu KBRI ketika yang bersangkutan bersedia untuk bersabar dan menahan diri. Apalagi, secara hubungan pekerja dan majikan berjalan baik.
Tidak ada kekerasan, dan majikan membayarkan gaji tepat waktu. Dengan begitu, semoga ada pikiran jernih yang dihasilkan untuk bisa menyelesaikan semua masalah yang ada.
"Perlu diingat meski posisi Ayu ilegal dari Indonesia. Tapi saat bekerja di Suriah dia menjadi legal dan diakui oleh negara. Makanya KBRI ini selalu berfikir dengan dua mata hukum berbeda negara," sambungnya.
Untuk diketahui, alasan Ayu Febriani ingin pulang ke Indonesia karena dirinya sudah tidak tahan bekerja lebih dari waktu. Total kerja setiap hari bisa sampai 16 jam. Bahkan gaji yang diterima jauh dari harapan dengan jam kerja yang lama.
Selain itu, alasan yang berkeinginan kuat karena tempat kerjanya berada di negara konflik Suriah. Padahal awal ingin bekerja di luar negeri dirinya berkeinginan ditempatkan di Turki.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Anda Lemas dan Cepat Lelah? Mungkin Mengalami Penyakit Ini
-
BMKG: Pasang Laut Maksimum di Kaltim Terjadi 2130 Oktober, Jangan Abai Peringatan!
-
Zakat Jadi Penopang Sosial Baru di Wilayah Penyangga IKN
-
Internet Gratis Menyapa Pelosok Kukar, Kaltim Percepat Akses Digital Desa
-
Masjid Banyak Belum Bersertipikat, Pemerintah Waspadai Potensi Konflik Lahan di Kaltim