SuaraKaltim.id - Hujan yang beberapa kali mengguyur Kota Minyak membuat level air di Waduk Manggar naik, meski hanya sedikit. Untuk tetap menghemat air baku, skema penggiliran kepada pelanggan tetap berjalan.
Hujan sempat beberapa kali mengguyur langit Kota Minyak. Terakhir pada Rabu dan Kamis kemarin, membuat level air Waduk Manggar yang ikut bertambah di tengah krisis air baku Balikpapan.
Untuk diketahui, imbas dari kemarau panjang, masyarakat Balikpapan harus menghemat air. Alasannya, karena ketersediaan air baku menipis.
Plt Dirut Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) Rita mengatakan, hujan ini menambah ketinggian air Waduk Manggar sekitar 4 sentimeter. Menurutnya, adanya hujan sudah lumayan dan luar biasa membantu level air waduk bertambah.
“Kapasitas waduk ini kan memang terlihat banyak tapi tidak bisa semua air diambil,” ucapnya, melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Jumat (20/10/2023).
Mengingat ada ambang batas akibat sedimen. Selain itu, pihaknya juga menggunakan bahan penjernih air yang cukup banyak karena lumpur yang masuk ke pipa. Beberapa warga sempat mengeluhkan air kuning.
Rita menjelaskan, ini dampak dari skema penggiliran distribusi yang berlangsung selama 9-20 Oktober.
Tahap awal penggiliran, pihaknya menurunkan pengambilan produksi air hingga 50 persen dari kondisi normal. Selama air tak terdistribusi membuat pipa kosong dan sisa kotoran air mengendap.
Saat pipa baru teraliri atau proses distribusi air berjalan lagi, kotoran yang mengendap ikut terbawa.
Baca Juga: 104 Ribu Warga Kota Makassar Kesulitan Air Bersih
“Jadi, pasti ada air yang kotor atau kuning dari kotoran air yang mengendap di pipa,” ujarnya.
Meski telah terjadi penambahan air, PTMB tetap menjalankan rencana skema penggiliran. Setelah kali pertama penggiliran jalan 9 Oktober lalu, pihaknya melakukan evaluasi pada distribusi dan produksi pada hari ini.
Setelah itu, PTMB menaikkan kembali produksi menjadi normal 100 persen. Selang berikutnya penyetopan distribusi, pihaknya menurunkan produksi 50 persen lagi.
“Kalau tidak begitu, pipa yang tidak terisi dan akhirnya teraliri, nanti bisa butuh waktu seharian untuk mulai lagi,” imbuhnya.
Rita menambahkan, selama air mengalir saja masih ada daerah yang berada di daerah ketinggian belum dapat teraliri. Mengingat masalah utama karena kekurangan air baku untuk memompa air hingga ke daerah dataran tinggi
“Jadi, mereka yang berada di ketinggian ini prioritas,” lugasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Siapa Sebenarnya 'Thomas Alva Edi Sound Horeg', Begadang Seminggu Demi Bass Menggelegar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan Fitur USB OTG, Multifungsi Tak Harus Mahal
-
Bukalapak Merana? Tutup Bisnis E-commerce dan Kini Defisit Rp9,7 Triliun
-
Investasi Kripto Makin Seksi: PPN Aset Kripto Resmi Dihapus Mulai 1 Agustus!
-
9 Negara Siaga Tsunami Pasca Gempa Terbesar Keenam Sepanjang Sejarah
-
Bantah Sengaja Pasang 'Ranjau' untuk Robi Darwis, Ini Dalih Pelatih Kim Sang-sik
Terkini
-
Dukung IKN dari Hulu: PPU Luncurkan Beras Lokal Benuo Taka
-
Sekolah Rakyat Segera Hadir di Kutim, Sasar Anak dari Keluarga Miskin
-
Kapal Rumah Sakit 50 Meter Siap Sambangi Pelosok Kaltim, Ini Tawaran dari Korea Selatan
-
Proyek IKN Jadi Sorotan DPR RI, Bandara VVIP hingga Jalan Inti Masuki Fase Penting
-
DLH Balikpapan: Bakar Sampah Bisa Kena Denda Rp50 Juta atau Kurungan 6 Bulan!