SuaraKaltim.id - Suku Dayak Basap adalah salah satu sub suku asli dari Kalimantan Timur (Kaltim) yang dikategorikan sebagai nomaden atau bekas nomaden.
Suku ini tersebar di kawasan karst karena terdapat sejarah bahwa suku Dayak Basap hidup dan menjaga kawasan karst Sangkulirang-Mangkalihat.
Salah satu masyarakat suku ini tinggal di kawasan kampung wisata Teluk Sumbang, Biduk-biduk, Berau, Kalimantan Timur.
Dalam istilah setempat, Basap ini bermakna "gunung" dan makna tersebut bisa diartikan sebagai penanda identitas budaya bagi komunitas Dayak Basap.
Baca Juga: Kain Khas Suku Dayak Benuaq, Ini Keuninkan Ulap Doyo
Dikutip dari berbagai sumber, puluhan tahun yang lalu masyarakat suku Dayak Basap pernah hidup di dataran tinggi di tengah hutan perbatasan Berau dengan Kutai Timur.
Kala itu, kehidupan masyarakatnya masih primitif, dari pakaian hingga air minum pun serba terbatas dan mengandalkan dari hutan.
Bahkan mereka masih berburu menggunakan sumpit dan makan dengan ubi-ubian. Kehidupan barter antar warga untuk bahan pangan juga masih dilakukan.
Kemudian seiring berjalannya waktu, kehidupan tersebut menjalani relokasi dan hidup di sebuah permukiman.
Mereka yang dahulu berada di dataran tinggi kemudian bermigrasi dan turun di dataran yang lebih rendah untuk bermukim di Teluk Sumbang.
Baca Juga: Tradisi Kuping Panjang Khas Suku Dayak Kaltim, Telinga Aruu
Kini wilayah Teluk Sumbang menjadi kampung wisata yang memperlihatkan keseharian masyarakat Suku Dayak Basep yang sudah mengalami modernisasi.
Tetapi, modernisasi tersebut tidak membuat masyarakatnya meninggalkan budaya dan adat istiadat yang lama. Beberapa masyarakat masih tetap setia menjaga dan melestarikan budaya sebagai pengrajin tas rotan tradisional.
Ada pula masyarakat yang masih memainkan alat-alat musik tradisional di tengah modernisasi musik yang berkembang pesat saat ini.
Kontributor: Maliana
Berita Terkait
-
Mengintip Garasi Mewah Nikita Mirzani: Koleksi Mobil Fantastis yang Kini "Kesepian"
-
Jatam Ungkap Cara KCP 'Usir' Warga Lokal dari Lokasi Tambang: Sungai Diracun, Sekolah Ditutup
-
Kepo Banget, Sosok Misterius Berani Intip Megawati Saat Nyoblos di Bilik Suara
-
Momen Prabowo Serukan Teriakan Perang Khas Dayak
-
Mau Bangun Sekolah Taruna Nusantara di Kalimantan, Prabowo Bakal Minta Petunjuk Jokowi
Terpopuler
- Kode Redeem FF 2 April 2025: SG2 Gurun Pasir Menantimu, Jangan Sampai Kehabisan
- Ruben Onsu Pamer Lebaran Bareng Keluarga Baru usai Mualaf, Siapa Mereka?
- Aib Sepak Bola China: Pemerintah Intervensi hingga Korupsi, Timnas Indonesia Bisa Menang
- Suzuki Smash 2025, Legenda Bangkit, Desain Makin Apik
- Rizky Ridho Pilih 4 Klub Liga Eropa, Mana yang Cocok?
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Lancar Main Free Fire, Terbaik April 2025
-
9 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Lancar Main Game, Terbaik April 2025
-
Seharga Yamaha XMAX, Punya Desain Jet: Intip Kecanggihan Motor Listrik Masa Depan Ini
-
Demi Jay Idzes Merapat ke Bologna, Legenda Italia Turun Gunung
-
Misi Mathew Baker di Piala Asia U-17 2025: Demi Negara Ibu Tercinta
Terkini
-
APBD Terpangkas Rp 300 Miliar, Pemkab PPU Matangkan Program Kartu Cerdas
-
Libur Lebaran di Beras Basah: 3.000 Pelancong, Mayoritas Wisatawan Lokal
-
Harga Sewa Kapal ke Pulau Beras Basah: Mulai Rp 550 Ribu, Ini Daftarnya!
-
Dua Penghargaan Internasional dari The Asset Triple A Awards 2025 Sukses Diboyong BRI
-
Dari Nganjuk ke Sepaku, Wisatawan Rela Tempuh Perjalanan Jauh Demi IKN