Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Sabtu, 16 Desember 2023 | 15:58 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (Suara.com/Novian)

SuaraKaltim.id - Elektabilitas Partai Gerinidra berdasarkan survei Indometer naik tipis 18,5 persen dibandingkan dengan PDIP melorot menjadi 16,6 persen. Selain Gerindra, partai lain yang ikut membayangi adalah Golkar, naik dengan elektabilitas 10,8 persen.

“Gerindra tetap unggul dan makin jauh meninggalkan PDIP yang juga dibayang-bayangi oleh naiknya elektabilitas Golkar,” ungkap Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB dalam keterangan tertulis kepada pers di Jakarta, dilansir dari wartaekonomi, Sabtu (16/12).

Kenaikan elektabilitas Gerinda dipengaruhi oleh menguatnya Prabowo dalam kontestasi Pilpres.

“Partai utama pengusung Prabowo-Gibran itu paling berhasil mendapatkan berkah elektoral dan menguat signifikan,” tandas Leonard.

Baca Juga: Gus Miftah Disebut Beri Keuntungan Bagi Prabowo-Gibran, Netizen: Giliran Anies Didukung UAS Pada Ribut

Selama ini Gerindra selalu menjadi runner up dengan jarak elektabilitas yang terpaut jauh dari PDIP.

“Tarik-menarik antara PDIP dan Gerindra soal kemungkinan bersatu dalam Pilpres menghasilkan perpecahan, masing-masing lalu mengusung capres sendiri,” lanjut Leonard.

Selain dukungan Jokowi terhadap partai Gerindra juga memberi pengaruh. Apalagi semula Jokowi sempat mendukung Ganjar.

“Membelotnya Ganjar Pranowo yang semula di-endorse Jokowi memicu perubahan arah dukungan kepada Prabowo yang diusung oleh Gerindra,” jelas Leonard.

Sementara, mantan rival Jokowi, Prabowo dalam dua kali pemilu itu kemudian bergabung dalam pemerintahan dan justru menjadi pendukung kuat Jokowi.

Baca Juga: Suarakan ke Jamaah, Ini Alasan Majelis Syarif Hidayatullah Nyatakan Dukungan ke Anies Baswedan di Pilpres 2024

Prabowo sebelumnya memang ingin mendukung keberlanjutan pembangunan Jokowi. Mantan rival Jokowi dalam dua kali pemilu itu kemudian bergabung dalam pemerintahan dan justru menjadi pendukung kuat Jokowi.

Berikut urutan elektabilitas partai lain: PKB (7,5 persen), Demokrat (6,8 persen), PSI (6,5 persen), dan PKS (4,1 persen). Di bawah ambang batas parlemen ada PAN (3,2 persen), Nasdem (2,5 persen), PPP (2,0 persen), Perindo (1,5 persen), dan Gelora (1,4 persen).

“Kenaikan juga dialami oleh PAN yang masuk Koalisi Indonesia Maju (KIM), sedangkan PPP di kubu Ganjar-Mahfud menurun elektabilitasnya,” papar Leonard. Berikutnya di papan bawah ada PBB (0,8 persen), Ummat (0,5 persen), dan Hanura (0,4 persen).

Selanjutnya Garuda (0,2 persen), PKN (0,1 persen), dan Buruh (0,0 persen), dan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebanyak 16,6 persen. “Tersisa waktu dua bulan menuju pencoblosan bagi partai-partai untuk menjalankan strategi kampanye,” pungkas Leonard.

Load More