SuaraKaltim.id - Kedekatan para calon presiden dengan beberapa ulama di tanah air, mulai mendapat reaksi pro dan kontra dari masyarakat. Satu diantara yang jadi sorotan adalah Miftah Maulana atau Gus Miftah yang disebut condong kepada paslon nomor urut 2 yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Meski Gus Miftah tidak secara gamblang menyatakan dukungannya, namun saat menggelar pengajian di Pondok Pesantren (PP) Al Kamal Blitar, dia dituding melakukan deklarasi terhadap pasangan Prabowo-Gibran.
Meski demikian, Direktur eksekusif Etos Indonesia Institute Iskandarsyah mengatakan, kehadiran para alim ulama maupun tokoh masyarakat dikalangan paslon Capres-cawapres harus bisa memberi rasa aman, tentram dan rasa damai.
"Tokoh agama ini bisa memberikan edukasi serta bisa memimpin para pendukung masing-masing," katanya, mengutip laman instagram @lambe_danu, Sabtu.
Baca Juga: Masa Kampanye Hari ke-18, Gibran Akan Bertandang ke Balikpapan
Dirinya berharap, dengan menjalin kedekatan terhadap beberapa ulama bisa membimbing calon yang didukung dan juga menngarahkan agar menjadi pemimpin yang baik.
"Beberapa kali saya lihat di media, Gus Miftah membawa suasana adem dengan mengatakan bahwa kehadiran para ulama bisa membimbing calon yang didukung dan mengarahkan agar menjadi pemimpin yang baik," ucapnya.
Selain itu, Iskandarsyah juga menilai bahwa kehadiran sosok Gus Miftah memberikan berkah electorial untuk Prabowo-Gibran. Meski demikian, beberapa netizen tampak kesal dengan pandangan positif terkait hal itu.
Diduga, para pendukung paslon lainnya merasa keberatan lantaran kedekatan Anies Baswedan dengan Ustad Abdul Somad (UAS) sempat dipersoalkan.
"Giliran Anies di dukung UAS pada ribut," komentar netizen.
"UAS sanad ilmunya jelas kalo si mif ga jelas," timpal netizen lainnya.
Sebelumnya, Anies Baswedan sempat menginap di kediaman UAS, Kamis (14/12). Disana, ia melakukan shalat subuh dan dzikir dengan Uas.
"Pagi ini kami mulai dengan shalat subuh berjamaah, dilanjutkan dzikir dan kajian singkat di kediaman UAS," kata Anies, di instagram.
"Bu Aliyah juga sempat memberikan pesan-pesan kepada para santri. Sebelum pulang ke Jakarta, kami juga menikmati sarapan bersama yang dihidangkan," lanjutnya.
Rupanya, keinginan untuk bermalam di rumah UAS itu sudah direncanakan oleh Anies sejak lama, namun hal itu baru bisa terwujud.
"Akhirnya apa yang sudah kami rencanakan sejak lama, untuk membalas kunjungan UAS ke rumah, dengan bermalam di rumah UAS dapat kami laksanakan," kata Anies.
Berita Terkait
-
Ahok Datang, Anies Baswedan Absen Kampanye Akbar Pramono-Rano
-
Gibran Tukar Es Cekek Milik Bocah dengan Susu, Ketahui Bahaya Minuman Rasa Buah yang Tinggi Gula
-
Viral Celetukan Bocah Panggil Nama Gibran, Tanya Keberadaan Prabowo Subianto
-
Wapres Minta Sistem Zonasi Dihapuskan, Apa Tanggapan Masyarakat?
-
Prabowo Bertemu Raja Charles III, Netizen Sadar Jokowi Tak Pernah ke Istana Buckingham: Nggak Bisa Bahasa Inggris?
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Airpods Pro Gen 1 Berapa dan Spesifikasinya
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
Investigasi Kekerasan di Paser: Polisi dan Tokoh Adat Serukan Kedamaian