SuaraKaltim.id - Lamin Talunsur dikenal sebagai lagu daerah yang berasal dari Berau, Kalimantan Timur (Kaltim). Lagu ini mengandung satu latar belakang riwayat yang unik.
Sebelum memeluk Islam, masyarakat Berau menganut animisme, yaitu kepercayaan terhadap kekuatan alam.
Orang-orang masih percaya bahwa alam memiliki kekuatan yang mengatur kehidupan manusia. Kemudian terdapat sebuah desa di tepi Sungai Segah.
Walaupun desa itu jauh terpisah dari desa lainnya, penduduknya hidup aman dan damai. Mereka hidup berasal dari bertani dan berburu.
Masyarakat masih sangat percaya terhadap nasib baik dan buruk. Meraka percaya bahwa melanggar adat dapat menyebabkan musibah besar.
Pada suatu hari ada dua orang anak laki-laki pergi memancing di ujung desa. Rupanya, hari itu merupakan hari sial bagi mereka karena sejak pagi sampai sore, tidak seekor ikan pun mereka peroleh.
Ketika hampir petang, mereka sudah berputus asa dan bermaksud akan berhenti memancing. Namun, tiba-tiba pancingan salah seorang direnggut ikan tetapi ternyata hanya seekor ikan gabus yang seukuran lengan anak kecil.
Mereka merasa kesal dan ikan itu tidak dibawa pulang. Mereka kemudian menyalakan api dan ikan itu dibakar hidup-hidup tanpa disiangi terlebih dahulu.
Ikan itu menggelepar-gelapar karena kepanasan dan kedua orang itu merasa
senang karena sakit hati mereka terasa sudah terbalas.
Baca Juga: Bawaslu Paser Libatkan Kades Bersihkan Algaka di Masa Tenang
Ikan tersebut tampaknya sudah mati, tetapi masih terus menggelepar. Keanehan pun terjadi, ikan bertambah kuat dan tubuhnya bertambah besar.
Ikan tersebut terus membesar sampai akhimya menyerupai naga dan berusaha turun ke air. Tenaganya melebihi tenaga raksasa. Akhirnya ikan itu berhasil turun ke air dan desa itu terseret (talunsur) ke dasar sungai.
Dalam cuaca buruk itu bunyi gemuruh terus menggelegar dan kilat menyambar dengan dahsyat.
Desa itu pun lenyap dari permukaan, terseret ke dasar air. ltulah kisah tenggelamnya sebuah desa yang selanjutnya disebut Lamin Talunsur.
Kontributor: Maliana
Berita Terkait
-
Ulasan Buku Ikan Selais dan Kuah Batu: Kisah Persahabatan Manusia dan Ikan
-
Ngaol, Surga Alami di Tengah Perbukitan Merangin Jambi
-
Matematika Dasar yang Terabaikan: Mengapa Banyak Anak SMA Gagap Menghitung?
-
5 Fakta Desa Wisata Malasigi Papua Curi Perhatian di CFD Jakarta, Kini Bawa Pulang Piala ADWI 2024
-
Bangga! Menpar Widiyanti Umumkan 2 Desa Indonesia Ini Jadi Desa Wisata Terbaik Dunia
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bau Badan Rayyanza Sepulang Sekolah Jadi Perbincangan, Dicurigai Beraroma Telur
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Pengumuman Administrasi Beasiswa Bontang Ditunda, 760 Pendaftar Gugur Berkas
-
Hadir di Kampanye Akbar Rudy-Seno, Hetifah Beri Imbauan: Pastikan Hadir di TPS
-
Sugianto Panala Putra Jawab Tuduhan Nadalsyah: Semua Itu Kebohongan
-
Bawaslu Barito Utara Nyatakan Tidak Ada Unsur Fitnah dalam Kampanye Sugianto Panala Putra
-
ITB dan OIKN Kembangkan Potensi Kreatif Gen Z di PPU dengan Workshop Konten Digital