SuaraKaltim.id - Suku Dayak dikenal sebagai salah satu suku yang memiliki budaya tato. Tetapi tidak semua suku dayak yang memiliki beragam subsuku ini memiliki budaya tato.
Suku Dayak Iban menjadi salah satu subsuku Dayak yang memiliki budaya tato selain Kenyah, Kayan, Bahau, Sa'ban, Ngaju, dan Bakumpai. Masyarakat Iban, dalam bahasa ibunya, menyebut tato sebagai "uker" atau "pantang".
Tato atau seni ukir atau rajah tubuh ini menjadi bagian dari tradisi religi serta simbolisasi kehidupan suku Dayak Iban yang disebut juga Dayak Laut.
Tetapi dibandingkan tato milik subsuku lain, pantang atau tato Iban cenderung "lebih kasar" atau berukuran lebih besar dan tidak terlalu rumit atau mendetail.
Sebagian besar motif tato Dayak Iban atau pantang Iban memiliki nuansa natural dan mengambil bentuk tumbuhan seperti daun, bunga, dan buah maupun hewan yang ada di alam.
Motif tumbuhan dari pantang Iban biasanya adalah bunga terung, bunga jantung, buah andu, dan buah tengkawang atau ngkabang.
Sementara motif hewan misalnya adalah ketam, ketam itit, remaung, kala, gerama, naba, dan burung lang.
Selain itu ada juga motif tradisional khas pantang Iban seperti uker degok atau ukir degug atau ukir atau pantang rekong, pantang pah, pala tumpa, dan kelingai.
Kehidupan masyarakat Dayak Iban tidak dapat dipisahkan dari alam sekitarnya sebagai tempat tinggal sekaligus sumber kehidupan mereka, sehingga bentuk-bentuk alami pada pantang Iban memang dekat dengan alam.
Baca Juga: Batik Motif Jaring Bakal Dipakai di Seragam Sekolah Bontang, Ini Jumlahnya
Lantas bagaimana makna tato sendiri bagi suku Iban? Mereka menganggapnya sebagai bagian dari tradisi dan religi.
Tato dalam masyarakat Dayak, termasuk Dayak Iban, dianggap sakral karena bermakna spiritual.
Bahkan, orang Iban mempercayai ketika pemilik tato meninggal, maka warna tatonya akan berubah keemasan lalu menjadi penerang atau penuntun jiwanya untuk menemukan jalan ke surga.
Bagi orang Iban, setiap tato juga mengandung nilai-nilai luhur sekaligus berfungsi sebagai simbol. Tato menunjukkan identitas manusia serta hubungannya dengan Tuhan, sesama, dan alam semesta.
Pantang Iban juga melambangkan status sosial, prestise, dan bentuk penghargaan atas suatu kemampuan. Selain itu tato juga menjadi pengingat atas pengalaman atau perjalanan yang pernah dilakukan.
Secara luas pantang Iban menjadi salah satu identitas kesukuan yang memungkinkan sesama orang Iban saling mengenal sekaligus membedakannya dengan subsuku Dayak lain.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Internet Desa Tak Hanya Infrastruktur, Tapi Juga SDM Andal
-
Prabowo: Politik Indonesia Harus Santun, Penuh Persaudaraan
-
Prabowo Pastikan Standar Baru MBG, Semua Dapur Wajib Punya Koki Terlatih
-
DPR Desak Pemerintah Tunda Ekspor Emas, Prioritaskan Kebutuhan Domestik
-
9.637 Produk RI Bebas Bea Masuk ke Eropa lewat I-EU CEPA