SuaraKaltim.id - Suku Dayak menjadi salah satu suku yang masih ketat mempertahankan adat istiadat dan budayanya. Termasuk budaya untuk hidup berkomunal dalam sebuah tempat tinggal bernama Rumah Betang.
Dalam KBBI, komunal berarti bersangkutan atau bisa diartikan juga milik rakyat atau umum.
Dalam adat Dayak sendiri, mereka biasa tinggal dalam sebuah rumah bernama Rumah Betang berbentuk panggung dan memanjang.
Panjang dari Rumah Betang bisa mencapai 30-150 meter serta lebarnya dapat mencapai sekitar 10-30 meter dengan tiang yang tingginya sekitar 3-5 meter.
Biasanya Rumah Betang dihuni oleh 100-150 jiwa dan dijuluki juga sebagai rumah suku. Hal itu karena di dalamnya terdapat satu keluarga besar.
Jadi satu keluarga besaar itu terbagi di rumah berang menjadi beberapa ruangan yang bisa dihuni oleh setiap keluarga.
Setiap Rumah Betang yang dihuni oleh ratusan orang ini biasanya dipimpin oleh seorang Pambakas Lewu.
Adapun rumah betang yang tersisa pada masyarakat Dayak saat ini merupakan contoh kehidupan budaya tradisional yang mampu bertahan dan beradaptasi dengan lingkungan.
Sebab terdapat banyak faktor yang menyebabkan masyarakat Dayak mempertahankan rumah betang mereka.
Baca Juga: Jarang Terdengar, Begini Perubahan Pandangan Masyarakat Tentang Adat Belian Bawo
Hal itu salah satunya karena masyarakat Dayak memiliki naluri untuk selalu hidup bersama secara berdampingan dengan alam dan warga masyarakat lainnya.
Dalam kesehariannya, mereka gemar hidup damai dalam komunitas yang harmonis sehingga berusaha terus bertahan dengan pola kehidupan di rumah betang.
Harapan ini didukung oleh kesadaran setiap individu yang menjadi penghuni rumah Betang ini untuk menyelaraskan kepentingannya dengan kepentingan bersama.
Kesadaran tersebut dilandasi oleh alam pikiran religio-magis mereka yang menganggap setiap warga mempunyai nilai, kedudukan dan hak hidup yang sama dalam lingkungan masyarakatnya.
Di sisi lain, kehidupan komunal di rumah betang juga didukung oleh pola permukiman mereka yang dekat dengan sumber-sumber makanan di sekitar alam.
Misalnya mereka tinggal dilahan untuk berladang, sungai yang banyak ikan, dan hutan-hutan yang dihuni binatang buruan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Link DANA Kaget Terbaru di Hari Minggu, Saldonya Bernilai Rp499 Ribu
-
Belanja Pegawai Ditekan, Kutim Upayakan TPP ASN Tidak Terpangkas
-
Jaga Identitas di IKN, DPRD PPU Siapkan Payung Hukum untuk Adat Paser
-
Dugaan Kriminalisasi Aktivis Lingkungan di Kaltim: MT Ditahan 100 Hari Tanpa Bukti Baru
-
Kutim Terjebak Warisan Lubang Tambang? Bupati ke KPC: Harusnya Jadi Sumber Penghidupan