SuaraKaltim.id - Sebanyak 8 orang pekerja di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bontang yang berkonflik internal sudah diperiksa.
Pemeriksaan itu dilakukan oleh tim yang dibentuk melibatkan Inspektorat, Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), dan bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Bontang.
Kepala DPMPTSP Aspianur mengaku, dari 8 orang yang diperiksa di antaranya Sekretaris Nurbaenah dan 7 perwakilan pekerja.
Mereka diperiksa secara bergantian. Meski begitu dirinya tidak mengetahui secara persis materi pemeriksaan yang disampaikan.
Baca Juga: Jadwal Imsak untuk Balikpapan, Samarinda dan Bontang 30 Maret 2024
Hanya saja tim diterjunkan untuk mengurai konflik yang terjadi sejak beberapa waktu kebelakang. Disinggung soal hasil dirinya pun juga masih menunggu.
"Kalau saya tidak diperiksa karena baru. Kemarin udah 8 orang yang diperiksa sama tim. Hasilnya manti tim sampaikan ke kami," ucap Aspianur, melansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Senin (01/04/2024).
Lebih lanjut Aspianur mengaku akan menjalankan apapun hasil yang dikeluarkan. Menurutnya, hasil itu sudah dinilai objektif. Karena tim mengambil keterangan duduk persoalan mereka.
Kata dia, pelayanan saat ini berlangsung seperti biasa. Dimana Sekretaris juga menjalankan kerja untuk mengkontrol seluruh pegawai. Bahkan tetap berinteraksi.
"Semoga hasilnya baik-baik saja. Kita akan terus berikan pelayanan terbaik untuk masyarakat," sambungnya.
Baca Juga: Dua Residivis Narkoba Kembali Berulah, Diciduk Satresnarkoba Polres Bontang dengan 5,10 Gram Sabu
Diberitakan sebelumnya, Sebanyak 50 pegawai di DPMPTSP Bontang menandatangani petisi tidak percaya kepada Nurbaenah, Sekretaris OPD. Buntut penandatanganan petisi itu karena beberapa kebijakannya yang memberatkan pegawai.
Kepada awak media perwakilan pekerja menuturkan beberapa aktivitas pekerjaan tidak berjalan baik. Semisal membuat para pekerja sulit mendapatkan izin, kemudian pegawai tidak diberikan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD), dan aturan pakaian yang dikritisi.
"Akibat beberapa kebijakan itu kami dibuat resah dalam bekerja. Makanya kami layangkan mosi tidak percaya. Ada 50 orang yang tanda tangan," ucap salah satu pekerja yang namanya enggan disebutkan.
Berita Terkait
-
Ultimatum Hizbullah: Kehadiran Israel di Lebanon Setelah 18 Februari Adalah Pendudukan!
-
Peringatan Keras Liga Arab: Rencana Trump soal Gaza Ancam Picu Perang Regional Baru
-
Menciptakan Kehidupan yang Harmonis dalam Buku Komunikasi Bebas Konflik
-
Usut Kasus Gubernur Rohidin Mersyah, KPK Periksa Dirut Bank Bengkulu Beni Harjono Hari Ini
-
Kian Tersingkir karena Bara Konflik, Aktivis Sebut Pemerintah Acuhkan Nasib Pengungsi di Papua: Mereka Ada untuk Siapa?
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Awalnya Rugi, Kini Papua Global Spices Bisa Dapat Omzet hingga Rp50 Juta per Bulan
-
Pembangunan IKN Berlanjut: Istana Presiden 40 Persen, Kantor Otorita Rampung Maret
-
Gratispol SMA hingga S3 di Kaltim Dimulai, Disdikbud Mulai Data Pelajar dan Mahasiswa
-
MBG di Kaltim Diperluas, Menu untuk Anak Disabilitas Dirancang Khusus
-
Gelap, Patung Garuda di Embung Bandara IKN Banjir Komentar, Warganet: Banyak Setannya?