SuaraKaltim.id - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengajak generasi milenial dan generasi Z untuk aktif menangkal penyebaran berita hoaks dan isu-isu negatif seperti praktik politik uang menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.
Ajakan tersebut disampaikan oleh anggota Bawaslu Provinsi Kaltim Galeh Akbar Tanjung di Samarinda, Selasa, mengingat tingginya persentase pemilih muda yang mencapai 60 persen dari total pemilih.
"Peran generasi muda sangat penting dalam menjaga pemilihan yang adil, bersih, dan demokratis tanpa adanya kecurangan," ujarnya, disadur dari ANTARAM Selasa (10/09/2024).
Berdasarkan data terakhir, katanya, pemilih pemula yang terdiri atas generasi milenial dan Z mendominasi daftar pemilih tetap (DPT) di Kaltim untuk Pemilu 2024, yang berjumlah 2.778.664 orang.
"Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.698.673 orang adalah generasi milenial dan Gen Z dengan hampir satu juta pemilih milenial," sebutnya.
Galeh juga menekankan pentingnya penggunaan media sosial yang bijak oleh generasi milenial dan Z. Ia berharap generasi muda bisa menjadi bagian dari komunitas yang aktif meng-counter isu-isu negatif dengan memperkuat literasi membaca.
Terkait dengan pelanggaran pada pilkada, menurut dia, tidak hanya berkaitan dengan politik uang, tetapi juga penyebaran informasi palsu dan penggiringan opini negatif, terutama di media sosial.
Pada kesempatan itu, Galeh mengajak pemilih pemula untuk berani melaporkan tindak pelanggaran pemilu demi kebaikan demokrasi.
Selain itu, dia meminta generasi muda untuk memfilter informasi yang beredar dan tidak mudah terpancing untuk percaya. Hal ini penting agar tidak menjadi bumerang bagi iklim demokrasi di Kaltim.
Baca Juga: Pembukaan MTQ Nasional XXX di Kaltim: Gubernur Akmal Malik Sebut Acara Sebagai Berkah dan Rezeki
Bawaslu juga memiliki wewenang untuk merekomendasikan dan membekukan platform yang dianggap menyalahi aturan dalam penyebaran informasi.
"Kami bisa memberikan rekomendasi untuk memblokir konten yang melanggar seperti kampanye hitam di media sosial," jelas Galeh.
Ia juga mengingatkan bahwa pelanggaran terjadi bukan hanya karena ada kesempatan, melainkan juga karena minimnya pengetahuan masyarakat.
"Oleh karena itu, kami giat melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat, terutama pemilih pemula," sebut Galeh.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
6 Mobil Bekas 3 Baris di Bawah 100 Juta, Tangguh untuk Harian dan Perjalanan Jauh
-
Berbagi Kasih di Momen Natal, Kehangatan untuk Penghuni Pusat Rehabilitasi
-
Dari Samarinda ke Layar Lebar, Cerita Lokal yang Menggema Nasional
-
5 Mobil Tua 5 Jutaan Mesin Bandel, Mudah Dirawat: Legenda yang Siap Tampil Beda!
-
7 City Car 60 Jutaan dengan Desain Stylish-Fitur Lengkap, Terbaik buat Keluarga Muda