Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 31 Desember 2024 | 19:00 WIB
Ilustrasi BUMN Tower di IKN. [Ist]

SuaraKaltim.id - Proyek pembangunan gedung pencakar langit yang digadang-gadang tertinggi di Asia Tenggara yang ada di Ibu Kota Nusantara (IKN) baru-baru ini menjadi perhatian publik.

Gedung yang direncanakan menjadi Menara BUMN dengan tinggi 778 meter ini akan menjadi bangunan tertinggi di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.

Gedung Menara BUMN ini menjadi simbol IKN yang membawa ambisi besar Indonesia untuk menciptakan pusat pemerintahan dan ekonomi yang modern dan berkelas dunia.

Lantas, bagaimana progress pembangunan dari Menara BUMN itu sendiri?

Baca Juga: Pembangunan IKN Sudah Telan Biaya Rp 140 T Sejak 2022, Netizen: Termasuk Endorse Artis?

Rupanya rencana pembangunan gedung pencakar langit tertinggi di IKN itu masih dalam tahap pembahasan.

Hal ini disampaikan Kepala Satuan Tugas (Satgas) Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN Kementerian PUPR, Danis Hidayat Sumadilaga pada Juni 2024 lalu.

Danis menuturkan rencana dan kajian pembangunan BUMN Tower yang dinantikan itu masih belum mencapai tahap final.

Apakah proyek ini masih berlanjut seperti yang direncanakan?

Belum ada titik terang apakah bangunan tersebut akan dilanjutkan, tetapi rinciannya, bangunan tersebut membutuhkan biaya sekitar Rp 3,5 triliun.

Baca Juga: Budaya Dayak Hiasi Desain Rp 1 Triliun Istana Wapres di IKN

Dengan ketinggian yang menyaingi gedung-gedung pencakar langit di negara lain, Menara BUMN direncanakan menjadi bukti kemajuan Indonesia dalam sektor infrastruktur.

Namun, antusiasme terhadap proyek ini yang cukup besar menemui berbagai tantangan dan hambatan dalam progres pembangunannya.

Salah satunya adalah soal pembiayaan dan kepastian anggaran yang harus tersedia untuk mendanai proyek prestisius ini.

Hingga saat ini, pemerintah belum memastikan total biaya yang akan dikeluarkan untuk melanjutkan pembangunan IKN.

Juga dengan suntikan dana dari para investor local dan asing yang belum menemui titik terang terkait kepastiannya.

Kontributor : Maliana

Load More