Tragedi ekologis di sana dianggap bukan hanya sebagai akibat kelalaian perusahaan, tetapi juga kegagalan pemerintah dalam menegakkan regulasi dan melindungi warga.
“Lubang tambang ini bukan hanya sekadar lubang di tanah. Ia adalah simbol dari ketidakadilan, ketidakpedulian, dan kebohongan besar industri ekstraktif yang terus diulang dari tahun ke tahun,” tegas XR Kaltim Bunga Terung dalam pesan reflektifnya.
XR Kaltim Bunga Terung juga mencatat bahwa setiap tahun janji perubahan dan reklamasi selalu disuarakan oleh pemerintah dan industri tambang.
Namun kenyataannya, upaya tersebut dinilai hanya formalitas tanpa dampak nyata.
Perusahaan tambang dan pemerintah dinilai kerap menyampaikan klaim mengenai alokasi dana untuk masyarakat dan lingkungan.
Namun menurut XR Kaltim, “semua kebohongan ini semakin mempertegas bahwa kepentingan bisnis atau mengamankan usaha lebih diutamakan daripada keselamatan warga dan keberlanjutan lingkungan.”
Hari Bumi, kata mereka, bukan hanya soal refleksi tapi harus menjadi momentum perubahan. Dalam aksinya, mereka menyerukan:
- Penutupan seluruh lubang tambang terbuka dengan pengawasan yang ketat dan transparan.
- Penegakan hukum kepada perusahaan yang lalai dalam reklamasi.
- Penghentian pemberian izin tambang baru di wilayah rawan bencana ekologis.
- Penguatan pendidikan lingkungan agar masyarakat lebih sadar akan dampak eksploitasi sumber daya alam.
- XR Kaltim Bunga Terung menyampaikan peringatan bahwa tanpa tindakan nyata, tragedi serupa akan terus terjadi, korban akan terus berjatuhan, dan kerusakan lingkungan akan makin parah.
“Hari Bumi 2025 adalah kesempatan untuk mengubah narasi dari sekadar peringatan menjadi momentum perjuangan. Samarinda tidak boleh terus menjadi saksi bisu dari kematian dan bencana akibat lubang tambang yang tak direklamasi. Karena Hari Bumi bukan hanya tentang peringatan, ini tentang perlawanan. Saatnya bertindak!”
Kontributor: Giovanni Gilbert
Baca Juga: Dulu Hutan, Kini Tambang: Orangutan Ini Terjebak di Tengah Kerusakan Alam Kutim
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Orang Aceh Ada di Logo Kota Salem, Gubernur Aceh Kirim Surat ke Amerika Serikat
Pilihan
-
Gaduh Pemblokiran Rekening, PPATK Ngotot Dalih Melindungi Nasabah
-
Siapa Ivan Yustiavandana? Kepala PPATK Disorot usai Lembaganya Blokir Rekening Nganggur
-
Siapa Ratu Tisha? Didorong Jadi Ketum PSSI Pasca Kegagalan Timnas U-23
-
6 Rekomendasi HP dengan Kamera Canggih untuk Konten Kreator 2025
-
4 Rekomendasi HP Murah Vivo Memori Besar, Harga Terjangkau Sudah Spek Dewa
Terkini
-
IKN Dibuka Lebar untuk Dunia: Basuki Tegaskan Komitmen Investasi Sehat dan Berkelanjutan
-
BMKG Ingatkan Kaltim: Kemarau Basah Bisa Picu Karhutla dan Krisis Air
-
Seno Aji Tegaskan FKDM sebagai Mitra Strategis Jaga Keamanan Wilayah
-
Revisi UU IKN Mengemuka, DPRD Kaltim: Jangan Gegabah Ubah Aturan!
-
Ketika Elpiji Harus Diantar dengan Ketinting: Cerita Distribusi Energi di Mahulu