Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Senin, 26 Mei 2025 | 19:54 WIB
Ilustrasi IKN. [Chat GPT]

SuaraKaltim.id - Indonesia terus memperkuat daya tariknya sebagai tujuan investasi global dengan menyasar sektor-sektor strategis yang relevan dengan tren global dan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Langkah ini disampaikan dalam forum Global Business Summit on Belt and Road Infrastructure Investment yang digelar di Jakarta, Minggu, 25 Mei 2025.

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, menyampaikan bahwa fokus utama kebijakan investasi saat ini adalah mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

"Kebijakan investasi Indonesia memprioritaskan sektor strategis yang turut sejalan dengan prinsip Sustainable Development Goals, serta memiliki potensi besar untuk memacu pertumbuhan ekonomi," kata Todotua, disadur dari ANTARA, Senin, 26 Mei 2025.

Baca Juga: Demi Bekantan dan Orangutan, Waskita Bangun Jembatan Satwa di Hutan Lindung IKN

Sembilan sektor prioritas yang ditawarkan kepada investor antara lain pengembangan energi baru terbarukan (EBT), hilirisasi industri, ketahanan pangan, industri semikonduktor, serta transformasi ekonomi digital dan pusat data.

Tak hanya itu, sektor manufaktur ekspor, layanan kesehatan, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), serta pendidikan dan vokasi juga masuk dalam daftar unggulan.

Potensi energi bersih menjadi daya tarik tersendiri. Indonesia disebut memiliki kapasitas elektrifikasi mencapai 3.687 gigawatt (GW), namun baru dimanfaatkan sekitar 13,1 GW—menunjukkan peluang besar bagi investor energi hijau.

Pembangunan IKN di Kalimantan Timur (Kaltim) pun dikemas sebagai magnet investasi jangka panjang, dengan kebutuhan infrastruktur, rumah sakit, pendidikan, dan sektor hospitality yang terus berkembang.

Untuk mendukung kelancaran investasi, pemerintah memperkuat reformasi regulasi dan perizinan.

Baca Juga: IKN Lagi Jadi Rebutan Investor, Duit Triliunan Mengalir Masuk!

Todotua menegaskan, penyederhanaan aturan terus digalakkan melalui revisi terhadap 79 regulasi dalam kerangka Omnibus Law, konsolidasi otoritas investasi, serta simplifikasi perizinan.

Tak hanya itu, sejumlah insentif juga digelontorkan untuk meningkatkan minat investor, seperti tax holiday, tax allowance, pembebasan bea masuk, hingga super tax deduction.

Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani mengumumkan bahwa kinerja investasi nasional pada triwulan I 2025 menunjukkan tren positif.

“Realisasi investasi Triwulan I/2025 mencapai Rp 465,2 triliun, naik 15,9 persen year-on-year dibandingkan dengan realisasi triwulan I/2024 sebesar Rp401,5 triliun,” ungkap Rosan.

Ia menyebut capaian tersebut sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh Bappenas, mencerminkan bahwa iklim investasi Indonesia tetap stabil dan terus berkembang meskipun tantangan global belum sepenuhnya reda.

Skema KPBU Buktikan Daya Tarik, IKN Kunci Rp12 Triliun Investasi Asing

Load More