Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Rabu, 04 Juni 2025 | 14:34 WIB
Ilustrasi Puasa Tarwiyah. [Dok. Antara]

Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, daripada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah.” (HR. Bukhari)

Oleh karena itu, Puasa Tarwiyah menjadi waktu yang tepat untuk memperbanyak doa dan memohon ampunan Allah SWT.

4. Sejarah Tarwiyah: Dari Nabi Adam hingga Haji

Penamaan hari Tarwiyah menyimpan banyak kisah yang memperkuat nilai ibadah ini. Nabi Adam AS bertanya kepada Allah SWT tentang pahala membangun Ka'bah. Dari dialog tersebut lahirlah janji ampunan bagi dirinya dan keturunannya yang tawaf dengan ikhlas.

Nabi Ibrahim AS merenungkan mimpinya untuk menyembelih putranya pada malam Tarwiyah, dan menemukan bahwa itu adalah wahyu dari Allah.

Bagi masyarakat Makkah, hari ini adalah waktu persiapan menuju Mina dan hari Arafah, termasuk menyiapkan doa-doa terbaik.

5. Tradisi Haji dan Persiapan Menuju Arafah

Di masa lalu, hari Tarwiyah juga menjadi hari penting dalam logistik perjalanan haji. Umat Islam mengumpulkan air untuk persiapan fisik dan spiritual sebelum melanjutkan perjalanan ke Arafah.

Pengumpulan air ini menjadi simbol kesiapan lahir dan batin menuju rahmat Allah. Itulah mengapa puasa pada hari ini dianggap memiliki nilai khusus dan balasan pahala besar.

Niat dan Tata Cara Puasa Tarwiyah

Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah):

Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta‘ala

Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta‘ala.”

Tata cara pelaksanaannya sama seperti puasa sunnah lainnya:

Load More