Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Rabu, 25 Juni 2025 | 21:36 WIB
Ilustrasi UMKM Kaltim. [Ist]

SuaraKaltim.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) terus memperkuat peran desa dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal.

Salah satu langkah strategisnya adalah dengan melakukan penilaian terhadap Produk Unggulan Desa (Prudes) yang dihasilkan masyarakat desa.

"Pengembangan ekonomi melalui Prudes dapat memberi manfaat terhadap pengelolaan lebih efisien, menekan biaya produksi, membuka kesempatan kerja, dan mendorong partisipasi masyarakat desa," ujar Helvi Syahruddin, Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Muda DPMPD Kaltim di Samarinda, disadur dari ANTARA, Rabu, 25 Juni 2025.

Penilaian ini tidak hanya berfungsi sebagai lomba tahunan, tetapi juga sebagai pemetaan potensi ekonomi yang bisa ditingkatkan.

Baca Juga: Pemprov Kaltim Kembali Hadirkan Umrah dan Ziarah Religi Gratis untuk Penjaga Ibadah

Saat ini, tercatat sudah ada 15 produk unggulan dari tujuh kabupaten yang tengah masuk tahap seleksi, dan DPMPD masih menunggu tambahan dari desa lain yang siap berkompetisi.

Adapun rincian produk tersebut mencerminkan kekayaan dan keberagaman sumber daya lokal:

  • Dari Kabupaten Paser: keripik ubi Desa Mendik Makmur, beras gunung dari Muara Payang, dan sambal Takalo dari Tepian Batang.
  • Dari Berau: amplang Bulan-Bulan dari Pulau Derawan, tenun Gelagat Lewo dari Dumaring, dan baju kumut dari Sambaliung.
  • Dari Kutai Kartanegara: olahan nipah dari Muara Badak Ulu dan coklat dari Long Anai.
  • Dari Kutai Timur: amplang Bengalon dari Desa Sepaso, frutiboks banana dari Selangkau, dan bubuk coklat dari Karangan Hilir.
  • Kutai Barat menyumbang produk sampo herbal dari Juaq Asa.
  • Mahakam Ulu mengajukan kerajinan rajutan dari Tri Pariq Makmur.
    Sementara Penajam Paser Utara mengusung Batik Semoi Nusantara dari Desa Argo Mulyo.

Lebih dari sekadar menilai produk, DPMPD Kaltim juga menyoroti aspek keberlanjutan dan strategi pemasaran sebagai indikator penting.

“Tiap komponen terdapat beberapa sub yang dinilai, misalnya untuk komponen pemasaran dan promosi meliputi kegiatan maupun pameran produk, besaran permintaan pasar, respon di media sosial saat produk diunggah. Komponen lain juga memiliki beberapa sub,” jelas Helvi.

Penilaian mencakup kualitas produk, inovasi, desain kemasan dan merek, daya saing harga, manajemen produksi, serta sejauh mana produk tersebut berdampak terhadap lingkungan dan kesejahteraan sosial di desa.

Baca Juga: 3.187 Penjaga Rumah Ibadah Dapat Umrah Gratis, Ini Komitmen Kaltim Lewat Program Gratispol

Dengan inisiatif ini, Pemprov Kaltim menegaskan komitmennya menjadikan desa bukan hanya objek pembangunan, tetapi juga pelaku utama dalam menciptakan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.

HKG PKK ke-53, Bukti Kaltim Siap Jadi Wajah Budaya IKN

Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tengah bersiap menyambut perhelatan akbar berskala nasional—peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-53.

Tak hanya menjadi tuan rumah, Kaltim ingin menjadikan momentum ini sebagai etalase budaya lokal dan katalis penggerak ekonomi kerakyatan.

Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menegaskan bahwa seluruh elemen pemerintahan daerah saat ini tengah bekerja maksimal untuk menyukseskan agenda nasional tersebut.

Menurutnya, ini bukan sekadar seremoni, melainkan ruang nyata untuk memperkuat jaringan antar daerah dan membuka peluang promosi ekonomi.

Load More