Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Kamis, 26 Juni 2025 | 20:44 WIB
Lokomotif industri pengolahan di Balikpapa, kilang minyak Pertamina. [ANTARA]

SuaraKaltim.id - Performa ekonomi Kalimantan Timur terus menunjukkan tren positif, terutama berkat kontribusi kuat dari dua wilayah strategis: Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).

Kedua daerah ini berhasil mencatatkan lonjakan pertumbuhan yang menonjol di kuartal pertama 2025.

Kepala Bank Indonesia (BI) Balikpapan, Robi Ariadi, menyampaikan bahwa Balikpapan tumbuh 7,97 persen (year-on-year), sementara PPU mencatat pertumbuhan paling tinggi di provinsi ini dengan angka fantastis 23,96 persen.

Capaian ini jauh berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Kaltim yang hanya sebesar 4,08 persen.

Baca Juga: Jadi Penyangga IKN, Balikpapan Pastikan Fiskal Aman lewat Optimalisasi SiLPA

Struktur ekonomi Balikpapan saat ini masih didominasi oleh industri pengolahan, dengan kilang minyak Pertamina sebagai penyumbang utama.

Kilang tersebut bahkan memberikan kontribusi lebih dari setengah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kota.

Di sisi lain, geliat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) telah mendorong sektor konstruksi di PPU tumbuh pesat, menjadikannya tumpuan utama roda ekonomi di wilayah tersebut.

Kebijakan moneter turut memperkuat iklim usaha.

“Penurunan biaya dana akan mendorong investasi dan memperkuat daya saing sektor industri dan konstruksi di Balikpapan dan PPU,” ujar Robi, merujuk pada langkah Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada Mei lalu.

Baca Juga: Bangunan hingga Jalan, Aset PPU di Sepaku Senilai Rp 917 Miliar Diambil Alih Negara karena IKN

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah menjadi penopang pertumbuhan dalam tiga bulan pertama, bertepatan dengan momen Ramadan dan Lebaran yang turut meningkatkan aktivitas ekonomi melalui Tunjangan Hari Raya (THR) dan stimulus belanja.

Kenaikan produksi di kilang minyak dan pelaksanaan proyek IKN multiyears juga memberikan efek berantai yang mendorong pertumbuhan di sektor jasa, transportasi, dan perdagangan.

Meski perekonomian menunjukkan arah positif, BI tetap mewaspadai potensi tekanan inflasi, terutama setelah PT PLN mengakhiri program diskon tarif listrik dan adanya risiko cuaca ekstrem yang dapat mengganggu pasokan pangan.

Tercatat, inflasi (IHK) Balikpapan mencapai 1,67 persen pada Maret 2025, sedangkan PPU sedikit lebih tinggi di angka 2,19 persen.

“Dengan kontribusi gabungan lebih dari 25 persen terhadap ekonomi Kaltim, Balikpapan dan PPU diproyeksikan tetap menjadi motor utama pertumbuhan regional hingga akhir 2025,” tegas Robi.

Sambut IKN, PPU Genjot PAD dari 13 Sektor Pajak, Minerba Melonjak 423 Persen

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, mencatat capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak sebesar Rp 38,6 miliar sepanjang semester pertama tahun 2025.

Jumlah tersebut berasal dari pemungutan di 13 sektor pajak yang dikelola Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) setempat.

Hal itu disampaikan Kepala Bapenda PPU, Hadi Saputro, saat dikonfirmasi di Penajam, Kamis, 26 Juni 2025.

"Ada sektor pajak yang realisasinya cukup bagus dan ada juga berjalan lambat," ujar Hadi, disadur dari ANTARA, di hari yang sama.

Menurut Hadi, perlambatan terjadi pada sektor pajak hiburan dan perhotelan, yang terdampak oleh kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat.

Kebijakan ini dinilai turut mempengaruhi mobilitas dan daya beli masyarakat yang biasa memanfaatkan layanan di sektor tersebut.

"Target PAD pajak sekitar Rp 92 miliar, tercatat Januari hingga Juni 2025 terealisasi kisaran Rp 38,6 miliar," tambahnya.

Beberapa sektor pajak utama memberikan kontribusi signifikan meski belum sepenuhnya mencapai target bagi daerah yang sebagian wilayahnya masuk ke Ibu Kota Nusantara (IKN) ini.

Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BNKB) tercatat sebesar Rp 9,35 miliar atau 34 persen dari target tahunan sebesar Rp 27,6 miliar.

Sementara itu, Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) baru menyentuh Rp 5,48 miliar atau 27 persen dari target Rp 20,65 miliar.

Sektor konsumsi seperti PBJT makan dan minum menunjukkan realisasi sebesar Rp 2,04 miliar atau 58 persen dari target Rp 3,5 miliar.

Adapun PBJT tenaga listrik mencapai Rp 6,57 miliar atau 60 persen dari target Rp 11 miliar.

Capaian tertinggi justru berasal dari sektor minerba, yang jauh melampaui ekspektasi.

"Realisasi pajak minerba dari Januari sampai Juni 2025 mencapai 423 persen," ungkap Hadi.

Dalam data Bapenda, penerimaan dari sektor ini mencapai Rp 3,49 miliar, jauh melebihi target tahunan yang hanya ditetapkan Rp 825 juta.

Di sisi lain, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) telah mengumpulkan Rp 7,59 miliar atau 63 persen dari target Rp 12 miliar.

"Bapenda Kabupaten Penajam Paser Utara menangani pungutan 13 sektor pajak," imbuh Hadi, seraya menambahkan bahwa total target PAD PPU tahun ini sebesar Rp 211 miliar, yang terdiri dari Rp 92 miliar dari sektor pajak, dan sisanya berasal dari retribusi yang dikelola oleh dinas teknis lainnya.

Dengan tren positif di beberapa sektor, terutama minerba dan listrik, Pemkab PPU berpeluang mengoptimalkan strategi pemungutan serta mengevaluasi sektor yang masih tertinggal demi mengejar target PAD hingga akhir tahun.

Load More