SuaraKaltim.id - Tak hanya sekadar ruang penyimpanan benda bersejarah, Museum Kota Samarinda kini menjelma menjadi ruang publik edukatif yang hidup.
Terletak hanya beberapa langkah dari Taman Samarendah dan pusat kota, museum ini menjadi tempat populer bagi pelajar, wisatawan, hingga peneliti yang ingin menelusuri akar sejarah Kota Tepian.
Hal itu disampaikan Kepala Museum Kota Samarinda, Ainun Jariah, Rabu, 2 Juli 2025.
"Berlokasi strategis hanya beberapa meter dari Taman Samarendah dan pusat kota, museum ini menawarkan pengalaman edukatif yang menarik dan gratis," kata Ainun, disadur dari ANTARA, di hari yang sama.
Museum ini menyimpan lebih dari 300 koleksi penting, mulai dari foto-foto lawas, dokumen pemerintahan, artefak budaya, hingga profil lengkap para wali kota Samarinda dari masa ke masa.
"Ada pula koleksi album yang menggambarkan perkembangan kota dari masa ke masa," ungkapnya.
Tidak hanya menampilkan sejarah formal, museum juga membuka jendela terhadap warisan budaya lokal, seperti sarung tenun khas Samarinda, alat musik tradisional, dan kerajinan masyarakat.
"Guci dan minyak-minyak khas Kalimantan turut menjadi bagian dari koleksi yang memperkaya khazanah museum," tambah Ainun.
Untuk menjawab kebutuhan generasi digital, museum ini juga dilengkapi dengan komputer interaktif yang memungkinkan pengunjung menggali informasi seputar Samarinda dan Kalimantan Timur (Kaltim) secara lebih mendalam.
Baca Juga: Langgar Putusan Inkrah, Kepala SMAN 10 Dicopot dari Jabatan
Daya tarik Museum Kota Samarinda pun terus tumbuh. Jumlah kunjungan meningkat signifikan, terutama dari kalangan pelajar dan mahasiswa.
Tahun lalu, total kunjungan hampir menyentuh 17.000 orang, dan di tahun 2025 ini, rata-rata 1.000 pengunjung per minggu tercatat datang.
"Kami memiliki moto, belum jadi orang Samarinda kalau belum berkunjung ke Museum Kota Samarinda," tegas Ainun, menggarisbawahi peran museum sebagai pengikat identitas dan warisan lokal.
Sebagai bagian dari penguatan literasi sejarah, Museum Kota Samarinda aktif membangun kolaborasi dengan komunitas dan institusi pendidikan, termasuk mendukung program “Sekolah Masuk Museum” dari Kementerian Kebudayaan.
Dengan semangat merawat ingatan kolektif, museum ini tak hanya menjadi ruang nostalgia, tapi juga titik temu masa lalu dan masa kini—sebuah ruang belajar yang terus berkembang di tengah modernisasi Kota Samarinda.
Baru 110 dari 965 Naskah Kuno di Kaltim Terinventarisasi, DPK Minta Partisipasi Publik
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Jalan Tol IKN Dibuka Selama Nataru, Personel Gabungan Dikerahkan
-
9 Mobil Bekas 3 Baris di Bawah 100 Juta: Tangguh dan Irit, Suku Cadang Melimpah
-
6 Skincare Korea yang Aman dan Bagus, Terbaik Menyesuaikan Kebutuhan
-
6 Mobil Matic Bekas 50 Jutaan, Desain Modern dengan Segala Kepraktisannya
-
6 Mobil Matic Bekas yang Ideal untuk Pemula: Praktis, Efisien dan Bertenaga