Denada S Putri
Senin, 14 Juli 2025 | 16:32 WIB
Ilustrasi hujan bervariasi. [Ist]

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Samarinda mengingatkan masyarakat serta instansi terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang mungkin timbul, terutama bencana hidrometeorologi.

Hal itu disampaikan Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III APT Pranoto BMKG Samarinda, Riza Arian Noor, di Samarinda, Sabtu, 12 Juli 2025.

"Dampak yang bisa ditimbulkan dari hujan seperti banjir, longsor, jalan licin, air sungai meluap, dan pohon tumbang, karena hujan juga berpotensi disertai dengan angin kencang," ujar Riza, disadur dari ANTARA, Senin, 14 Juli 2025.

Menurut Riza, prakiraan untuk periode Dasarian II (10–20 Juli) menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kaltim akan mengalami curah hujan rendah, berkisar antara 20 hingga 50 milimeter.

Namun, sejumlah daerah diperkirakan akan menerima curah hujan menengah, seperti bagian barat Kutai Timur (Kutim), utara Kutai Kartanegara (Kukar), sebagian besar Mahakam Ulu (Mahulu), serta sebagian kecil wilayah Kutai Barat (Kubar) dan Berau.

Dari sisi intensitas hujan secara musiman, BMKG menyebut bahwa sebagian besar wilayah Kaltim akan mengalami sifat hujan normal dengan kisaran 85 hingga 115 persen dari rata-rata.

Sementara di wilayah pesisir timur, curah hujan cenderung lebih rendah atau berada di bawah normal, yakni 50 hingga 84 persen.

“Selain itu terdapat sebagian kecil wilayah di Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Berau yang diprediksi mengalami sifat hujan kategori atas normal antara 116 persen hingga 150 persen,” tambah Riza.

Kondisi hujan yang tidak merata ini juga tercermin dari pemantauan Hari Tanpa Hujan (HTH) yang dilakukan BMKG selama Dasarian I Juli 2025.

Baca Juga: Pendamping PKH Jadi Garda Depan Sekolah Rakyat di Kaltim

Wilayah Kaltim, kata Riza, mengalami HTH mulai dari kategori sangat pendek (1–5 hari) hingga menengah (11–20 hari).

“Wilayah dengan durasi HTH terpanjang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara, yakni di Kecamatan Muara Muntai dengan durasi HTH mencapai 16 hari,” jelasnya.

Dengan kombinasi antara hujan tidak merata dan angin kencang yang mungkin menyertainya, BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap risiko bencana yang bisa muncul sewaktu-waktu, termasuk bagi pemerintah daerah untuk memperkuat sistem mitigasi dan kesiapsiagaan di tingkat lokal.

Load More