Denada S Putri
Selasa, 15 Juli 2025 | 15:43 WIB
Siswa SMP di Bontang saat menikmati makanan dari program MBG. [kaltimtoday.co]

SuaraKaltim.id - Wakil Ketua DPRD Bontang, Sitti Yara, menaruh perhatian serius pada pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai diluncurkan serentak di Bontang, Senin, 14 Juli 2025.

Menurutnya, keberhasilan program ini tidak hanya dinilai dari jumlah penerima manfaat, tapi juga dari kualitas makanan yang disajikan.

Ia menegaskan bahwa mitra pelaksana MBG harus menjadikan mutu dan higienitas makanan sebagai prioritas utama.

Bukan sekadar memberikan makanan, tetapi memastikan yang dikonsumsi benar-benar aman, bergizi, dan layak dikonsumsi anak-anak sekolah.

"Bahan memasaknya tidak boleh asal-asalan itu. Harus fresh," ujar Sitti Yara saat ditemui usai rapat di Pendopo Rujab Wali Kota Bontang, Jalan Awang Long, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Selasa, 15 Juli 2025.

Ia menekankan pentingnya pemilihan bahan baku berkualitas sebagai fondasi utama penyediaan makanan sehat.

Menurutnya, produk hewani seperti ikan, ayam, dan daging sapi mesti digunakan dalam keadaan segar, bukan stok lama.

"Produk-produk seperti daging, apalagi ikan-ikan seperti tongkol, tuna, dan sejenisnya tidak bisa bertahan lama. Harus fresh ketika dikonsumsi. Makanya mitra MBG harus bisa pastikan soal mutu bahkan sejak persiapan bahan baku memasak," jelasnya.

Sitti mengingatkan, bahan makanan yang tidak segar sangat rentan terhadap kontaminasi bakteri.

Baca Juga: Apa Kabar Program Makan Bergizi Gratis?

Selain menurunkan kandungan gizi, kondisi ini juga dapat menimbulkan risiko keracunan makanan yang tentu membahayakan anak-anak sekolah sebagai penerima manfaat.

Tak kalah penting, lanjutnya, aspek higienitas makanan juga harus dijaga secara menyeluruh.

Ia mengingatkan agar setiap proses, mulai dari pencucian bahan, pengolahan, penyajian, hingga konsumsi, benar-benar bersih dan aman.

"Kayak sayur itu, kan, harus dicuci bersih. Jangan sampai ada ulatnya," ujarnya, mencontohkan.

Sebagai informasi, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program prioritas nasional Presiden Prabowo Subianto yang kini mulai dijalankan di Kota Bontang.

Pada hari perdana peluncurannya, sebanyak 1.612 siswa dari lima sekolah telah menerima manfaat dari program tersebut.

Namun demikian, distribusi MBG masih terbatas karena baru dua dapur umum yang siap melayani.

Idealnya, dibutuhkan 16 dapur agar jangkauan program ini bisa merata.

Selain itu, belum semua sekolah beroperasi penuh pada hari pertama peluncuran.

MBG Tiba di Bontang, 1.651 Siswa Terima Menu Bergizi Sejak Hari Pertama

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi mulai dijalankan di Kota Bontang pada Senin, 14 Juli 2025.

Meski baru tahap awal, program ini sudah menyasar 1.651 penerima manfaat, yang mayoritas merupakan pelajar dari jenjang SD hingga SMA.

Peluncuran perdana MBG dihelat secara simbolis di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bontang Barat 1, yang berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Bontang Barat.

Lokasi ini menjadi salah satu dari dua dapur aktif yang akan melayani distribusi MBG di kota tersebut.

Raudatul Jannah, perwakilan mitra MBG di Bontang, menyebutkan bahwa menu hari pertama berisi makanan bergizi seimbang, seperti susu 125 ml, nasi putih, puding, ayam goreng, oseng tempe, serta oseng buncis dan wortel.

Menurutnya, menu disusun agar memenuhi asupan penting bagi tumbuh kembang anak.

"Tiap hari kuota kami di Dapur Bontang Barat 1 itu 3.500 porsi. Sebanyak 3.216 untuk anak sekolah, sisanya sekitar 10 persen untuk ibu hamil, menyusui, dan balita," kata Raudatul Jannah, saat mendampingi Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris, dalam peninjauan distribusi di SMP Negeri 4 Bontang, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com.

Hingga kini, distribusi makanan masih dilakukan secara bertahap.

Di hari pertama, MBG baru menjangkau lima sekolah karena sebagian lainnya belum aktif. Total 1.651 porsi telah disalurkan kepada siswa dari SD hingga SMK.

Dapur Bontang Barat 1 melayani 10 sekolah yang tersebar di kawasan tersebut.

Di antaranya SDN 001, SDN 002, SDN 003, SD 004, SD Galilea, SMP Galilea, SMP Perintis 11, SMP 4, SMK 3, dan SMK Nusantara Mandiri, dengan alokasi porsi yang disesuaikan jumlah siswa penerima.

Untuk memastikan makanan tiba dalam kondisi optimal, MBG disalurkan mengikuti waktu istirahat masing-masing jenjang.

"Penyaluran MBG untuk anak SD dilakukan pukul 8 pagi, SMP pukul 9, dan SMK sekitar pukul 09.30 Wita. Kami dahulukan anak kelas 1 SD," jelas Raudatul.

Menariknya, program ini tak hanya menyasar gizi anak, tapi juga menggerakkan roda ekonomi lokal.

Sedikitnya 25 warga sekitar dapur MBG diberdayakan untuk membantu operasional harian.

Mereka bertugas sebagai juru masak, juru cuci, petugas kebersihan, dan pengantar makanan. Aktivitas dapur bahkan dimulai sejak pukul 1 dini hari.

"Semua warga lokal di Bontang Barat kami berdayakan. Kebutuhan untuk masak juga kami dapat dari pasar tradisional di Bontang," tandas Raudatul.

Program MBG di Bontang menunjukkan bahwa upaya meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekolah bisa sekaligus menjadi peluang pemberdayaan ekonomi komunitas setempat.

Pemerintah berharap, dampak baik ini dapat terus diperluas ke seluruh sekolah di Bontang secara bertahap.

Load More