- Pemprov Kaltim memprioritaskan peningkatan kualitas SDM petani dan peternak melalui pelatihan modern, penyuluhan, digitalisasi, serta pemanfaatan program Gratispol untuk memperkuat kemandirian pangan daerah.
- Wagub Seno Aji menekankan pentingnya menarik minat generasi muda ke sektor pertanian serta memperkuat kolaborasi dengan pemerintah pusat untuk mendukung target nasional swasembada pangan, terutama beras.
- Dengan kontribusi tambang yang menurun dan pariwisata yang masih rendah (1,74% PDRB), ekowisata dipandang sebagai jalan transformasi ekonomi Kaltim. Berbagai pihak mendorong pengembangan ekowisata berbasis komunitas meski masih terkendala akses dan infrastruktur energi.
Langkah-langkah ini menandai transformasi pertanian Kaltim dari sekadar produksi menjadi sektor strategis berbasis pengetahuan dan regenerasi, dengan SDM sebagai ujung tombaknya.
Saat Tambang Melemah, Ekowisata Jadi Nafas Baru Ekonomi Kaltim
Ketergantungan Kalimantan Timur (Kaltim) pada sektor tambang, terutama batu bara, kian menghadapi tantangan besar di tengah tren global penurunan energi fosil.
Meski demikian, kontribusi sektor pariwisata daerah ini terhadap ekonomi belum juga menunjukkan lompatan signifikan.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata Kaltim, kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baru mencapai 1,74 persen pada 2023, hanya sedikit naik dari tahun sebelumnya yang berada di angka 1,61 persen.
Padahal, ekowisata dinilai sebagai peluang strategis untuk mempercepat transformasi ekonomi daerah menuju arah yang lebih berkelanjutan dan rendah karbon.
Hal ini sejalan dengan berkurangnya kontribusi sektor tambang yang pada 2024 tercatat 38,38 persen, turun dari 43,19 persen di 2023.
Merespons hal tersebut, Yayasan Mitra Hijau (YMH) menggelar Focus Group Discussion bertema “Membangun Ekowisata Berkelanjutan untuk Menurunkan Emisi dan Jejak Karbon di Kalimantan Timur”, pada 17 Juli 2025 di Samarinda.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Just Energy Transition (IKI-JET) yang didukung pemerintah Jerman dan Uni Eropa.
Baca Juga: Penumpang Domestik Turun, Penerbangan Internasional Kaltim Melonjak 114 Persen
“Banyak daerah kaya sumber daya alam justru gagal membangun ekonomi alternatif. Ini bisa berujung pada eksploitasi berlebihan atau kondisi Dutch Disease,” ujar Dicky Edwin Hiendarto, Ketua Dewan Pembina YMH, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Sabtu, 19 Juli 2025.
Kritik terhadap pola ekonomi Kaltim juga datang dari kalangan akademisi.
Fajar Alam, dosen Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), menilai pendekatan pembangunan yang hanya mengejar hasil alam tanpa pengolahan berdampak negatif terhadap lingkungan.
“Model ekonomi kita masih food gathering. Jejak karbonnya tinggi dan tidak ramah keberlanjutan. Ekowisata bisa jadi solusi karena menggabungkan ekonomi, edukasi, dan konservasi,” paparnya.
Praktik ekowisata berbasis komunitas sudah mulai bermunculan.
Di Desa Sangkuliman, Kutai Kartanegara, kelompok sadar wisata Berani Menata Tertata (BMT) telah memulai langkah nyata.
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Mitra, Yayasan dan Kepala SPPG Diminta Mengurus SLHS
-
Satpol PP Bongkar Prostitusi Modus 'Kopi Pangku' di Perbatasan Samarinda
-
Pemprov Kaltim Nyatakan Komitmen Reforestasi Hutan Berkelanjutan
-
Insentif Rp6 Juta per Hari Bakal Dipangkas Jika Dapur MBG Tak Sesuai Standar
-
Samarinda Bakal Buka Penerbangan Rute IKN-Malaysia di Februari 2026