Denada S Putri
Minggu, 20 Juli 2025 | 12:10 WIB
Uji coba teknologi drone pertanian di Kawasan Pelita 6. [kaltimtoday.co]

SuaraKaltim.id - Transformasi sektor pertanian di Kota Samarinda mulai menunjukkan arah yang lebih modern dan efisien.

Melalui kolaborasi dengan Bank Indonesia, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mendistribusikan teknologi drone pertanian senilai hampir Rp200 juta kepada lima kelompok tani di kawasan Pelita 6, Sambutan.

Langkah ini bukan hanya bagian dari upaya mempercepat modernisasi pertanian, tetapi juga strategi untuk menekan inflasi melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja di lapangan.

Asisten II Setda Kota Samarinda, Marnabas Patiroy, menilai kehadiran drone pertanian sebagai lompatan besar bagi para petani di daerah tersebut.

Hal itu ia sampaikan saat dihubungi lewat sambungan telepon seluler, Sabtu, 19 Juli 2025.

“Biasanya memupuk satu hektare butuh lima sampai enam jam, sekarang cukup 10 menit dengan drone. Ini lompatan besar,” ungkapnya disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Minggu, 20 Juli 2025.

Lima kelompok tani yang menerima drone adalah Berkat Usaha, Agrowisata, Pelita Berkat Mandiri, Bina Usaha, dan Rahmat Abadi.

Total cakupan lahan mereka mencapai sekitar 140 hektare.

Selain drone, bantuan yang diberikan juga meliputi empat unit traktor, satu genset, dan satu mesin pertanian John Deere.

Baca Juga: Pendidikan Setara Dimulai dari Samarinda: Sekolah Rakyat Targetkan 1.000 Siswa

Meski demikian, distribusi teknologi ini masih terbatas pada kelompok tani tertentu, seiring dengan tahapan uji coba dan kesiapan sumber daya manusia dalam mengoperasikannya.

Produktivitas pertanian di Samarinda saat ini tercatat masih di angka 4,2 ton per hektare—di bawah rata-rata nasional sebesar 5,7 ton.

Karena itu, teknologi dinilai sebagai kunci untuk mendongkrak hasil panen sekaligus meningkatkan ketahanan pangan daerah.

“Penyemprotan jadi lebih merata dan tepat sasaran. Ini tentu berdampak langsung pada hasil panen,” tambah Marnabas.

Namun, ia juga menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan pemanfaatan alat.

“Beli gampang, rawat susah. Jangan sampai semangat di awal, lalu alat rusak tidak terpakai,” tegasnya.

Load More