“Kami minta PTMB mengkaji kelayakan airnya. Kalau memang memenuhi syarat, bisa dimanfaatkan sebagai air baku. Tapi tentu harus melalui uji laboratorium terlebih dahulu,” ujar Bagus.
Ia menambahkan, keberadaan ikan di dalam waduk memang bisa menjadi indikator awal kondisi air yang relatif aman, namun tetap harus ada uji laboratorium untuk memastikan tidak ada kandungan logam berat berbahaya.
“Kalau tidak ada yang mati, berarti ikannya hidup. Tapi kita tidak bisa pakai itu sebagai patokan utama, tetap harus ada kajian laboratorium,” tambahnya.
Jika hasil uji menunjukkan kualitas air layak konsumsi, pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) bisa segera dirancang. Meski demikian, Bagus menegaskan bahwa fokus utama saat ini masih pada studi teknis.
“Nanti kalau airnya memenuhi standar, baru kita pikirkan infrastruktur seperti WTP dan jaringan distribusinya. Tapi untuk sekarang, fokus kita tetap pada kajian teknis dulu,” tuturnya.
Dari Psikolog hingga Relawan: Balikpapan Satukan Kekuatan untuk Anak
Jelang peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025, Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) menggencarkan pendekatan perlindungan anak berbasis kolaborasi.
Tidak lagi hanya program dari pemerintah, perlindungan anak kini digerakkan bersama oleh psikolog, relawan komunitas, forum anak, hingga jaringan di tingkat kelurahan.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Perlindungan Anak DP3AKB Balikpapan, Umar Adi, di Balikpapan, Senin, 21 Juli 2025.
Baca Juga: 5.000 Warga Dibidik, Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Balikpapan Diserbu Masyarakat
“Kami tidak berjalan sendiri. Seluruh kegiatan peringatan HAN tahun ini melibatkan psikolog, relawan Forum Anak, dan jejaring PATBM di tiap kelurahan. Itu adalah kerja kolektif untuk memperkuat lingkungan yang ramah anak,” tegas Umar, disadur dari ANTARA.
Rangkaian HAN 2025 di Balikpapan tidak berhenti pada seremoni. DP3AKB mengusung kegiatan dengan semangat partisipatif, seperti forum "Aku Ingin Menjadi...", yang membuka ruang bagi anak-anak untuk berbagi cita-cita dan mendapat inspirasi dari berbagai profesi.
Kegiatan ini melibatkan Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI), Forum Anak kecamatan, serta jaringan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) yang tersebar di delapan titik layanan.
“Kami mengajak semua elemen, termasuk tenaga psikolog, untuk ikut mendampingi anak-anak, khususnya mereka yang berada dalam situasi rentan, seperti anak korban kekerasan, anak di panti, dan anak dari keluarga bermasalah,” jelas Umar.
Menurutnya, momentum HAN tahun ini dipakai untuk memperkuat sistem perlindungan anak secara menyeluruh dan berkelanjutan, melibatkan masyarakat di tingkat akar rumput.
Forum anak menjadi motor penggerak penyusunan kegiatan, sementara relawan dan pendamping lokal menjembatani akses layanan antara warga dan instansi pemerintah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Raffi Ahmad ke Tambak! KKP Gandeng The Dudas-1 Promosikan Perikanan Modern
-
Perawatan Jalan Tol Bukan Gangguan, tapi Upaya Jasamarga Jaga Keamanan Pengguna
-
Soal Polemik Air Kemasan, DPR Ajak Publik Pahami Proses Ilmiahnya
-
Logo Berubah, Loyalitas Tak Bergeser: Projo Masih Bersama Jokowi
-
Budi Arie Ajak Projo Kawal Pemerintahan Prabowo dan Gibran