-
TRC-PPA Kaltim mendampingi keluarga remaja 14 tahun yang meninggal dunia diduga akibat penganiayaan oleh teman sebaya, termasuk memberikan dukungan psikologis bagi orang tua korban.
-
Keluarga awalnya mengira korban meninggal karena sakit, namun setelah muncul dugaan kekerasan, TRC-PPA turut mengawal permohonan autopsi untuk memastikan penyebab kematian.
-
Upaya penyelesaian damai sempat ditawarkan pihak keluarga terduga pelaku, namun keluarga korban memilih menempuh jalur hukum demi keadilan dan pencegahan kasus serupa.
SuaraKaltim.id - Kasus dugaan penganiayaan yang menyebabkan seorang remaja berusia 14 tahun di Kalimantan Timur (Kaltim) meninggal dunia kini mendapat pendampingan dari Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA) Benua Etam.
Pendampingan ini diberikan tidak hanya untuk memastikan proses hukum berjalan, tetapi juga untuk memulihkan kondisi psikologis keluarga korban yang masih terpukul.
Ketua TRC-PPA Kaltim, Rina Zainun, mengatakan bahwa kepergian anak tersebut meninggalkan luka mendalam bagi keluarganya, terlebih setelah terungkap adanya indikasi kekerasan yang dilakukan oleh teman sebayanya.
“Kami akan memfasilitasi bantuan psikolog untuk orang tua korban, terutama ibunya yang masih sangat terpukul,” jelasnya, dikutip dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Kamis, 6 November 2025.
Korban meninggal dunia pada Senin, 27 Oktober 2025, dini hari.
Pada awalnya, keluarga tidak mencurigai adanya tindak kekerasan dan mengira kematian disebabkan penyakit.
Namun setelah muncul informasi baru terkait dugaan penganiayaan, keluarga meminta pengusutan lanjutan.
TRC-PPA Kaltim pun turut mengawal permohonan autopsi guna memastikan penyebab pasti kematian.
“Kami juga bantu memfasilitasi proses pengajuan autopsi, karena pada saat meninggal, keluarga tidak curiga adanya tindak kekerasan, sehingga tidak dilakukan visum,” terangnya.
Baca Juga: Mengokohkan Rasa, Menguatkan Budaya: Kuliner Kaltim Resmi Diakui Negara
Sebelum laporan diajukan, sempat berlangsung pertemuan yang mempertemukan orangtua korban, orangtua pelaku, serta saksi, difasilitasi pihak lingkungan setempat.
Menurut informasi yang diterima TRC-PPA Kaltim, pihak keluarga anak yang diduga sebagai pelaku sempat mengusulkan penyelesaian secara damai.
Namun, keluarga korban memilih untuk melanjutkan proses hukum agar kejadian serupa tidak terulang dan memperoleh keadilan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
Terkini
-
4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
-
6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
-
5 Mobil Keluarga Bekas yang Aman Banjir, Nyaman untuk Perjalanan Jauh
-
Hujan Kerap Guyur Kaltim, Warga Diminta Waspada Bencana Hidrometeorologi
-
7 Mobil Bekas Ekonomis dan Fleksibel, Pilihan Terbaik untuk Liburan Keluarga