Apalagi, kata dia, masa pandemik membatasi mobilitas masyarakat, membuat orang mencari kegiatan baru untuk mengisi waktu luang yang sebagian besar dihabiskan di rumah.
“Salah satunya adalah aktivitas berkebun. Orang rela merogoh kocek untuk menyuplai tanaman hias paling mahal untuk ditanam di pekarangan rumah atau tempat usaha,” jelasnya.

Melinda sendiri, baru memulai usaha rumah aglaonema sejak dua bulan lalu.
Lantaran tidak ada aktivitas, warga banyak menghabiskan waktu dan membunuh kebosanan dengan merawat tanaman di rumah.
Baca Juga:Tanaman Hias di Aquascape yang Tak Kalah Mahal dari Koleksi Emak-emak
“Saya juga gitu, saya aslinya ASN Kementerian Pendidikan dan Budaya. Sejak WFH saya banyak menghabiskan waktu merawat aglaonema, lantas kenapa tidak dibisnis. Dari coba-coba, sekarang malah laris manis,” ujarnya.
Tidak tanggung-tanggung, keuntungan yang dia dapat hingga puluhan juta tiap bulan. Semakin bagus kualitasnya makin tinggi pula harganya.
“Saya punya 45 jenis aglaonema. Kalau lokal saya jual dari kisaran 50 ribu hingga ratusan ribu. Tapi kalau impor, saya jual jutaan rupiah. Ada jenis Aglaonema Moonlight datang dari Thailand. Itu saya jual Rp 4.1 juta dan sudah 3x laku,” ungkapnya.
Bagi kolektor tanaman hias, lanjutnya, harga Rp 4.1 juta itu tidak seberapa.
Sebab tanaman ini sangat cocok diletakkan di kantor atau tempat usaha sebagai penarik hoki.
Baca Juga:5 Jenis Tanaman Hias Yang Populer di Indonesia
Tidak hanya ibu-ibu, kaum lelaki juga ada yang datang mencari aglaonema di toko miliknya.