Cerita Karst China dan Mangrove Balikpapan yang Menjadi Tempat Wisata

Sumber daya alam jika diambil terus menerus maka akan habis, butuh rehabilitasi dan pemanfaatan yang lain

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 21 November 2020 | 10:06 WIB
Cerita Karst China dan Mangrove Balikpapan yang Menjadi Tempat Wisata
Perahu yang membawa wisatawan merapat di Dermaga Mangrove Center di Graha Indah, Balikpapan. Dulu kawasan ini adalah lahan terbuka. (Antara/Novi Abdi)

Walau tidak resmi, Mangrove Center juga menjadi kawasan konservasi. Balai Karantina Ikan Balikpapan sesekali melepaskan ratusan kepiting yang tidak lolos karantina ke hutan bakau.

Mangrove Center juga memproduksi bibit mangrove, terutama pohon bakau atau Rhizopora mucronata dan Rhizopora apiculata.

Menurut Agus, dalam sebulan sekurangnya ada pesanan 1.000 bibit. Pembibitan dikerjakan masyarakat yang bergabung dalam kelompok bernama Sonneratia, nama latin pohon parepat, satu jenis mangrove juga.

Di satu pojok Sungai Somber, Kelompok Sonneratia juga punya keramba jaring apung untuk mengembangkan ikan kerapu. Hasilnya juga untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.

Baca Juga:Bawa Jimat Pelindung, Residivis di Balikpapan Malah Kepergok Mencuri

Gang di depan rumah Agus dirapikan. Di ujung jalan dibuat dermaga dan jalan titian dari kayu ulin. Dengan standar keselamatan yang jadi kebiasaan warga Kota Minyak, jalan titian dibuatkan pagar dan setiap pengunjung wajib mengenakan jaket pelampung sebelum naik ke perahu.

"Saya dibantu kawan-kawan dari perusahaan migas. Ada dari Pertamina, dulu ada dari Total Indonesie, Chevron. Sekarang Pertamina semua ya,” kata Agus. Chevron Indonesia Company kini menjadi Pertamina Hulu Kalimantan Timur.

Kawan-kawan perusahaan migas ini, kata Agus lagi, membantu membuatkan pagar dermaga, menyumbang pelampung.

“Ada juga kawan-kawan dari perbankan bantu perahu buat keliling dan patroli mangrove," kata Agus mengingat-ingat.

Semasa Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) masih dipimpin Balthazar Kambuaya, di Mangrove Center dibuatkan menara pengawas, pos pengamatan, dan dihibahi perahu patroli. Menteri Balthazar Kambuaya datang langsung dan meresmikan pos pengamatan yang dibangun dari kayu ulin yang kokoh di samping dermaga.

Baca Juga:Riwayat Perjalanan dari Balikpapan, Dirut RSUD Kudungga Kutim Positif Covid

Tahun 2016. Pemkot Balikpapan menjadikan Mangrove Center sebagai satu tujuan wisata favorit hutan bakau di Kota Minyak itu. Bahkan, Agus Bei dianugerahi Hadiah Kalpataru oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam kategori Penyelamat Lingkungan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini