Dari Hobi Merajut, Siti Hawa Jadi Pebisnis Kerajinan Tangan di Kukar

Beragam karya rajut sudah pernah dia buat, seperti tas, dompet, sepatu, kalung, masker dan masih banyak lainnya.

Yovanda Noni
Selasa, 01 Desember 2020 | 21:10 WIB
Dari Hobi Merajut, Siti Hawa Jadi Pebisnis Kerajinan Tangan di Kukar
Koleksi rajutan Siti Hawa [Foto : Istimewa]

SuaraKaltim.id - Merajut merupakan kerajinan tangan yang bisa menghasilkan uang. Merajut bukan sekedar hobi.

Jika dijalani dengan sungguh-sungguh, hasil rajutan dapat dijadikan bisnis yang menjanjikan.

Demikian yang disampaikan Siti Hawa. Pengusaha rajut asal Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar).

Menurutnya, justru di era modern kreativitas para perajut bisa menghasilkan beragam bentuk yang bernilai seni.

Baca Juga:Deretan Usaha yang Raup Untung saat Pandemi

"Awalnya hanya sekadar mengisi waktu luang. Namun karena banyak yang tertarik, akhirnya memutuskan menerima orderan," ucap owner Feby Rajut ini.

Berawal dari hobi merajut yang "diwarisi" oleh sang ibu, ternyata berpeluang menjadi lahan bisnis yang cukup menjanjikan.

Dia buktikan dari banyaknya orang yang tertarik memesan hasil karyanya itu. Meski begitu, bukan hal mudah mengembangkan bisnis rajutannya tersebut.

Selain diperlukan kesabaran dan ketelatenan dalam pengerjaannya, juga dibutuhkan inovasi karya baru yang lebih fresh. Siti Hawa memutar otak cara membuat karya-karyanya menarik dan beda dibanding kerajinan serupa lainnya.

Tak heran, untuk memenuhi pasar dan bertahan dari persaingan bisnis rajutan, Siti Hawa mengaku sering mencari ide-ide baru. Bahkan sesekali, dia juga browsing di internet melihat berbagai foto produk rajutan.

Baca Juga:Dari Hobi Jadi Cuan: Deretan Usaha yang Raup Untung saat Pandemi

"Terkadang karya baru itu muncul dari ide sendiri. Kalau pun ada yang bisa saya contoh, sata tidak akan menyontoh secara full. Karena tiap orang punya kreasi masing-masing,” katanya

Ibu satu anak ini mengatakan, bisnis rajutan ini bisa dilakukan siapapun karena modal terbilang murah. “Dengan modal yang kecil, perajut mampu meraup omzet per bulan dua hingga tiga kali lipat dari modal,” katanya.

Beragam karya rajut sudah pernah dia buat, seperti tas, dompet, sepatu, kalung, dan masih banyak lainnya. Dia juga kerap membuat produk rajut dan sulam tumpar. Perpaduan warna yang menarik membuat hasil rajutan Siti Hawa terlihat menarik.

“Baru-baru ini membuat rajut masker lengkap dengan konektor jilbab. Pernah juga ada pesanan jaket,” sebutnya.

Untuk harga, Siti Hawa mengaku tidak mau mematoh dengan harga fantastis. Mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 500 ribu. "Pemesannya cukup banyak sih. Karena biasa dipesan untuk souvenir, aksesori pribadi, dan lainnya," katanya.

Siti Hawa juga tergabung dalam komunitas UMKM Kukar. Dia juga terkadang menjadi pembicara atau menjadi mentor di komunitas UMKM dibawah asuhan Bank Indonesia (BI). 

Untuk pemasarannya, Siti Hawa kerap menggunakan system offline dan online. Untuk offline ikut berbagai acara seperti bazar dan pameran di acara pemerintahan.

Sedangkan online menggunakan media sosial (medsos) seperti Instagram maupun Facebook. Tak heran, pemesan karya rajut buatannya berasal dari berbagai kota maupun kabupaten di Indonesia.

"Terus terang semua dijalani dengan senang hati. Pesanan selalu datang, dan alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan. Saya tidak mematok harga mahal, yang penting karya kita dipakai dan dihargai banyak orang,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini