SuaraKaltim.id - Jelang dilangsungkannya simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) tanggal 14 sampai 17 Desember 2020, ribuan guru di Balikpapan menjalani rapid test.
Rapid test tersebut digelar di Kantor Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Jalan Jenderal Sudirman pada Kamis (10/12/2020).
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, sebagian hasil rapid test bisa diketahui pada esok hari, Jumat (11/12/2020). Jika dari ribuan guru yang dilakukan rapid test hasilnya ada yang reaktif, maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa tes swab.
"Kalau ada yang reaktif tentu akan ditindaklanjuti yakni dilakukan swab. Kalau positif akan dilakukan isolasi bagi yang tidak mempunyai gejala. Kalau ada gejala akan dirawat di rumah sakit," ujarnya.
Ditambahkannya, rapid test terhadap guru dilakukan mulai hari ini dan esok. Selain di kantor DKK Balikpapan, rapid test juga dilaksanakan di 27 puskesmas yang ada di Balikpapan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan Muhaimin mengatakan, rincian jumlah guru yang dilakukan rapid test yakni 1.175 guru SD dan kemudian 1.533 guru SMP serta tenaga pendidikan, penjaga sekolah, dan tukang kebun.
"Rapid test ini merupakan langkah awal antisipasi. Memastikan tenaga pendidik dalam kondisi baik-baik saja. Sehingga pada simulasi nanti, bisa berjalan maksimal," ujar Muhaimin.
Ditambahkannya, kemudian langkah kedua yang akan mereka lakukan, memastikan tidak ada penumpukan masyarakat di 77 SD dan SMP yang melakukan simulasi PTM, yakni pelaksanannya dibagi menjadi dua.
"Jadi ada 23 SMP Negeri tambah 12 SMP Swasta kemudian 30 SD Negeri tambah 12 SD Swasta yang melakukan PTM. Pelaksanaannya dibagi dua, SMP tanggal 14-15, dimana tanggal 14 dilakukan tatap muka dan tanggal 15 daring. Kemudian tanggal 16 sampai 17 untuk murid SD," tuturnya.
Setelah dilangsungkannya evaluasi ini, diungkap Muhaimin kembali, hasilnya nanti akan dievaluasi untuk pelaksanaan PTM yang rencananya dijadwalkan mulai awal Januari 2021 mendatang.
"Hasilnya nanti sebagai bahan evaluasi. Apakah enam syarat yang ditetapkan kementerian berjalan dengan baik, begitu juga apakah gugus tugas di sekolah berjalan lancar. Tapi yang penting adalah peran orang tua saat mempersiapkan anak didik," katanya.
Karena menurutnya, kunci utama simulasi ini berhasil jika dimulai dari saat anak berangkat dari rumah. Orang tua harus membekali makanan, masker dan cadangan masker, serta anak diantar orang tua dan dijemput dari sekolah. Kalaupun orang tua menggunakan jasa antar jemput, penumpangnya tidak lebih dari empat orang.
"Semuanya nanti kesanggupan orang tua dibuat semacam perjanjian. Sekolah dan orangtua menandatangani semacam fakta integritas yang menyatakan mampu memenuhi syarat-syarat protokol kesehatan di era new norma ini. PTM ini 'kan tidak wajib tapi boleh, jadi kalau orang tua berkenan, harus ikut atur," pungkas Muhaimin.
Diketahui, sebelum simulasi PTM dilangsungkan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan sudah terlebih dahulu memberikan angket kepada orang tua tentang tanggapan pembelajaran tatap muka. Dari 85 ribu angket yang disebar, lebih 80 persen menyetujui dilakukan PTM bagi murid SD. Sedangkan untuk pelajar SMP, orang tua yang setuju mencapai 79, 30 persen.
Kontributor : Tuntun Siallagan