"Kemarin masyarakat Rinca melakukan aktivitas jaring di Sabita. Saat mereka melakukan aktivitas (jaring) mereka didatangi oleh tim patroli," kata pria dalam video.
"Mereka bukan dipulangkan malah dikasih sanksi untuk push up maupun ambil sampah. Artinya, kami tidak terima," sambungnya.
Lebih jauh disebutkan @KawanBaikKomodo, warga mengaku bahwa lokasi tempat mereka menangkap ikan, sepengetahuan mereka, bukan merupakan zona inti melainkan zona pemanfaatan.

"Sekilas ini persoalan sepele. Tapi bagi warga hal ini memicu memori pahit konflik dan penyingkiran yang berlangsung lama. Ruang hidup mereka dijadikan zona konservasi yang kemudian menjadi zona bisnis wisata (diving dan snorkling). Bisnis wisata jadi premium, wilayah tangkap mereka berkurang," imbuh @KawanBaikKomodo.
Baca Juga:7 Tempat Wisata Indonesia yang Wajib Dikunjungi
Pulau Rinca termasuk salah satu destinasi wisata di Indonesia yang sedang dikembangka secara masif. Beberapa waktu lalu, pembangunan di Pulau Rinca dan sekitarnya pun menjadi sorotan banyak pihak.
Pemerintah dikabarkan akan menyulap kawasan Taman Nasional Komodo, termasuk Pulau Rinca, menjadi destinasi wisata premium yang mirip dengan “Jurassic Park”.
Bahkan, pemerintah telah menyiapkan dana sebesar Rp69 miliar untuk mewujudkan proyek wisata premium ini.
Setelah beredarnya foto komodo hadang truk di media sosial, sejumlah pihak kembali resah dengan rencana pembangunan ini. Namun, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berdalih bahwa pihaknya telah menerapkan prinsip keamanan terkait penggunaan alat berat di lokasi proyek tersebut.
Lihat utas selengkapnya di sini.
Baca Juga:Viral Video Komodo Mau Masuk Kawasan PLTD, Publik Kritik Pemerintah