Setelah Banjir Melanda, Warga Banjarmasin Kesulitan Gas Elpiji Bersubsidi

Warga Kota Banjarmasin kini dihadapkan pada persoalan baru yang menyusahkan, yakni sulitnya mendapt gas elpiji 3 kilogram.

Chandra Iswinarno
Kamis, 21 Januari 2021 | 06:07 WIB
Setelah Banjir Melanda, Warga Banjarmasin Kesulitan Gas Elpiji Bersubsidi
Salah satu pangkalan gas di Kota Banjarmasin sudah kehabisan stok elpiji 3 kilogram dalam sepekan terakhir. [Foto: Putra]

SuaraKaltim.id - Usai banjir yang menerjang wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) yang diduga karena kerusakan ekologis, Warga Kota Banjarmasin kini dihadapkan pada persoalan baru yang menyusahkan, yakni sulitnya mendapt gas elpiji 3 kilogram.

Kelangkaan gas elpiji di tengah kesusahan warga usai banjir besar tersebut diakui warga yang bermukim di sekitar pangkalan LPG, wilayah Kecamatan Banjarmasin Tengah.

Warga Banjarmasin Tengah, Andri mengaku, harus mencari ke luar wilayah untuk membeli gas elpiji bersubsidi. Dia terpaksa mencari gas untuk konsumsi rumah tangga hingga ke wilayah Banjarmasin Barat, namun tidak ada hasil.

“Di tempat saya seluruh pangkalan gas yang saya datangi, semua habis kosong, makanya saya cari ke pangkalan ke wilayah Banjarmasin Barat, namun juga kosong,” tuturnya kepada Kanalkalimantan.com-jaringan Suara.com pada Rabu (20/1/2021).

Baca Juga:Tudingan Banjir Kalsel Akibat Deforestasi, Menteri LHK Sebutkan Ini

Seorang pemilik pangkalan gas elpiji di Kelurahan Sungai Miai, Kota Banjarmasin, Suwarno mengemukakan, saat ini memang sudah tidak tersedia lagi stok tabung gas hijau tersebut.

“Sudah satu minggu gas ukuran 3 kilogram di pangkalan stoknya kosong, dan belum tahu kapan datangnya,” ucapnya.

Biasanya, Suwarno mengatakan, pengiriman stok gas elpiji didistribusikan dari agen ke pangkalan dua kali dalam sepekan.

Namun, dala, beberapa hari terakhir ini belum agen elpiji yang mengirim stok ke pangkalan miliknya. Untuk antisipasi lonjakan permintaan, Suwarno menjelaskan, pangkalannya memberlakukan pembatasan pembelian.

“Setiap pembeli, satu rumah tangga dibatasi hanya satu tabung, sementara untuk usaha kecil maksimal dua tabung dengan harga yang normal Rp 17.500 pertabungnya,” tuturnya.

Baca Juga:Menteri LHK: Anomali Cuaca Penyebab Banjir Kalsel

Selain di Keluraha Sungai Miai, kekosongan si melon juga dialami Pangkalan Gas Elpiji milik Monte Karlo di Jalan AMD Komplek Abdi Persada, Kelurahan Alalak Tengah, Kecamatan Banjarmasin Utara.

“Sudah seminggu tidak datang gasnya, belum tahu kapan datangnya, kita juga masih menunggu,”ucapnya.

Menurut Monte, keterlambatan pengiriman sudah ditanyakan ke pihak agen. Menurut pengakuan agen, keterlambatan disebabkan sulitnya akses jalan akibat banjir sehingga menghambat proses pendistribusian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini