Mengetahui bakal anaknya yang senang bernyanyi, ibunya kemudian berinsiatif memasukan Auryn ke salah satu tempat les piano di Bandung. Selama bertahun-tahun Auryn menjalani kesibukannya mempelajari berbagai macam teknik main piano, disamping bersekolah.
"Ya dulu les piano di Purwacaraka, dan sempet mengikuti event-event main piano gitu," ucapnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, saat memasuki usia remaja, tepatnya saat mengenyam bangku sekolah menengah pertama (SMP), Auryn mulai curi-curi waktu untuk membuat band pertamanya bersama sesama rekannya.
"Saat SMP malah minatnya ke band, waktu dulu main bass, musiknya deathcore. Tapi sempet ragu kok kayak gak masuk ya, gak menjiwai jadi bassist," ungkapnya.
Baca Juga:Tok! PSBB Kota Bandung Diperpanjang hingga 8 Februari 2021
Alhasil, Auryn mulai mencari referensi lain dan kebetulan ia bertemu dengan salah satu vokalis salah satu band metal Bandung Demons Damn, Popo.
"Ya ketemu sama teh Popo, akhirnya ngobrol-ngobrol, nyoba-nyoba nyanyi metal, ya jadi suka," tukasnya.
Kemudian, Auryn memutuskan untuk membentuk band beraliran technical deathmetal pertamanya pada 2010, dimana dia menjadi vokalis. Band itu bernama Pigphobia.
Akibat kesibukannya untuk bersekolah dan menjalani profesi di dunia modeling. Akhirnya Pigphobia vakum. Baru kemudian, pada 2019, Auryn membentuk band barunya bernama Invicta yang beraliran Djent Metal.
"Influence-nya kayak Meshuggah dan Gojira," kata Auryn yang juga mahasiswa Psikologi, Universitas Maranatha, Bandung itu.
Baca Juga:Kota Bandung Dukung Perpanjangan PPKM, Warganet Ngamuk!
Namun, rencana besar Auryn bersama Invicta tak berjalan lancar. Pandemi Covid-19 membuat Invicta harus mundur sejenak.