Selama Pandemi Covid-19, DP3 Balikpapan Sebut Jumlah Petani Makin Banyak

. Kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan itu ternyata digunakan eks-karyawan di Balikpapan dengan beralih kerja ke bidang bercocok tanam atau petani.

Chandra Iswinarno
Senin, 01 Februari 2021 | 16:49 WIB
Selama Pandemi Covid-19, DP3 Balikpapan Sebut Jumlah Petani Makin Banyak
Ilustrasi petani. Pandemi Covid-19 di Balikpapan menyebabkan banyak karyawan di-PHK. Mereka pun kemudian beralih kerja menjadi petani.

SuaraKaltim.id - Imbas Pandemi Covid-19 yang terjadi hampir setahun terakhir menyebabkan banyaknya karyawan di sektor swasta di-PHK oleh perusahaannya. Kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan itu ternyata digunakan eks-karyawan di Balikpapan dengan beralih kerja ke bidang yang baru.

Dari catatan Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan, sebagian besar warga yang kena PHK beralih bercocok tanam atau menjadi petani. Pun menurut data yang sama, saat ini jumlah petani di Balikpapan semakin bertambah.

“Petani di Balikpapan malah bertambah, karena yang tadinya bukan latar belakang petani beralih ke pertanian lagi, karena PHK jadi membuat mereka pertanian,” ujar Kepala DP3 Kota Balikpapan Heria Prisni kepada awak media sesuai coffe morning di Aula Pemkot Balikpapan seperti dilansir Inibalikpapan.com-jaringan Suara.com pada Senin (01/02/2021).

Dikatakan Heria, dirinya tidak tahu pasti jumlah karyawan yang di-PHK dan kini beralih menjadi petani.

Baca Juga:Hingga Awal Februari 2021, Kasus Covid-19 Balikpapan Dekati 10 Ribu Orang

Namun untuk di Balikpapan, para petani ini bergabung dalam satu kelompok tani yang jumlahnya ada 305 kelompok, dengan 19 kelompok masuk ke dalam kelompok nelayan.

“Rata-rata satu kelompok tani ini berisi 20 petani, sehingga total petani yang ada di Balikpapan berjumlah enam ribu,” akunya.

Heria mengungkapkan, aktivitas bertani malah lebih menyehatkan, karena banyak di luar ruangan dan gerak.

“Mereka yang bertani juga memanfaatkan lahan di perkarangan rumah atau memanfaatkan lahan kosong yang dulunya memang lahan pertanian, tapi karena bekerja di perusahaan jadi ditinggalkan,” katanya.

Baca Juga:Wali Kota Rizal Akui Kota Balikpapan Kekurangan Gedung Sekolah SD dan SMP

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini