SuaraKaltim.id - Ada beberapa faktor situasional yang diperkirakan dapat berdampak pada angka inflasi. Yakni naiknya perimintaan kebutuhan bahan pokok saat Ramadhan dan jelang Idulftiri, seperti komoditas makanan dan minuman.
Daging ayam dan daging sapi diprediksi akan naik mendekati lebaran mendatang. Selain itu, pasokan ikan juga dipengaruhi cuaca yang dinilai kurang kondusif.
Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan terus bersinergi dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi.
“Terutama menjelang Idul Fitri di bulan Mei 2021 ini, serta memperkuat koordinasi guna menjaga inflasi tetap rendah dan stabil menuju sasaran 3% + 1,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Sri Darmadi Sudibyo, Senin (3/5/2021), dilansir dari Inibalikpapan.com, media jaringan Suara.com.
Baca Juga:Libur Lebaran, Pemkot Balikpapan: Semua Obyek Wisata Tutup
Pada April 2021 kemarin, Kota Balikpapan mengalami inflasi sebesar 0,02% (mtm). Angka itu lebih rendah dibandingkan bulan Maret 2021 sebesar 0,16% (mtm).
“Sementara secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan tercatat sebesar 0,57% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan inflasi nasional (1,42%-yoy) maupun Kaltim (1,05%-yoy),” ujarnya.
Inflasi pada bulan laporan disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok transportasi dengan andil 0,02% (mtm), didorong kenaikan tarif angkutan udara sebagai dampak dari antisipasi masyarakat menjelang penutupan temporer moda transportasi pada 6 – 17 Mei 2021.
“Inflasi juga dialami oleh kelompok pakaian dan alas kaki dengan andil 0,01% (mtm), sejalan dengan naiknya permintaan menjelang hari raya Idul Fitri khususnya baju kaos berkerah pria,” ujarnya
Selain itu, inflasi juga dialami oleh kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga dengan andil 0,01% (mtm) yang disebabkan oleh naiknya harga komoditas keramik dan seng.
Baca Juga:Ikut Anjuran MUI, Pemkot Balikpapan Larang Salat Id di Lapangan
Di sisi lain lanjut dia, kelompok informasi, komunikasi dan jasa lainnya mengalami deflasi dengan andil -0,02% (mtm), yang dipengaruhi oleh menurunnya harga telepon seluler.
“Deflasi juga dialami oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (andil -0,01%/mtm) yang didorong oleh berlanjutnya penurunan harga emas perhiasan seiring dengan tren penurunan harga emas di pasar global,” ujarnya.