SuaraKaltim.id - Hujan yang melanda Kabupaten Berau sejak 12 Mei membuat Sungai Kelay dan Sungai Segah meluap. Akibatnya, jalan kampung Bena Baru terputus, dan rumah-rumah warga terendam banjir.
Luapan Sungai Kelay merembes hingga tanggul tambang batubara milik PT. Rantaupanjang Utama Bhakti (RUB) jebol pada 16 Mei 2021 lalu. Jebolnya tanggul ikut memperparah kerusakan yang ada, terutama bagi warga di kampung Bena Baru.
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur menyebut, berdasarkan data BPBD Berau, sebanyak 2.308 KK yang terdampak dari banjir.
Meluapnya Sungai Kelay serta Sungai Segah oleh pemerintah Kabupaten Berau disebut-sebut sebagai banjir tahunan yang kerap dialami warga. Pemerintah dinilai bersembunyi di balik narasi fenomena alam yang normal dan terjadi sepanjang tahun.
Baca Juga:Kemensos Kembalikan Dua Tunawisma ke Kampung Halaman
Pemerintah juga disebut abai dengan sejumlah fakta penting soal kerusakan bentang alam, terutama alih fungsi lahan menjadi konsesi tambang batubara di kawasan hulu, serta sepanjang daerah aliran sungai.
Untuk itu, Jatam Kaltim mendesak pemerintah segera melakukan audit lingkungan secara menyeluruh terhadap semua perusahaan tambang yang beroperasi di Kabupaten Berau.
"Selama proses audit berlangsung, bekukan seluruh aktivitas tambang," tulis Jatam Kaltim, Selasa (18/5/2021).
Selain itu, lakukan langkah penegakan hukum yang tegas dan terbuka atas perusahaan tambang yang bermasalah.
"Segera pulihkan seluruh kerusakan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas tambang batubara di Kabupaten Berau," tulisnya.
Baca Juga:Kasus Positif Covid-19 ASN Melonjak, Sistem WFH dan WFO Kembali Berlaku