Epidemiolog: Waspadai Covid-19 Varian Delta dari Mobilitas Warga Pulau Jawa

Epidemiolog Universitas Lambung Mangkurat mengingatkan pemerintah daerah di Pulau Kalimantan untuk mewaspadai mobilitas warga dari Pulau Jawa.

Chandra Iswinarno
Senin, 21 Juni 2021 | 06:00 WIB
Epidemiolog: Waspadai Covid-19 Varian Delta dari Mobilitas Warga Pulau Jawa
Ilustrasi pasien Covid-19 yang meninggal. [ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal]

SuaraKaltim.id - Meningkatnya kasus aktif Covid-19 varian Delta membuat Epidemiologi dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengingatkan agar pemerintah daerah di Pulau Kalimantan mewaspadai mobilitas warga dari Pulau Jawa

Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat FK Universitas Lambung Mangkurat, Rudi Fakhriadi mengemukakan, penyebaran Covid-19 varian Delta dari mobilitas masyarakat Pulau Jawa berpotensi besar terjadi di pulau Borneo tersebut.

"Potensi varian Delta untuk menyebar sangat besar, karena tingginya mobilitas masyarakat dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan termasuk Kalimantan Selatan," katanya seperti dilansir Antara di Banjarmasin pada Minggu (20/6/2021).

Dia mengemukakan, kemunculan varian Delta tak bisa disepelekan, karena keganasannya dalam penularan lebih tinggi dari Covid-19 yang selama ini ada.

Baca Juga:Seorang Pasien Covid-19 Varian Delta di Jatim Dilaporkan Sembuh, Masih Tersisa 7 Pasien

Varian Delta atau B.1.617.2 merupakan mutasi ganda dari Covid-19 varian India, yaitu B.1.617. Varian itu, katanya, lebih menular karena virus dapat menurunkan imunitas seseorang.

Rudi juga mengutip penelitian Chang Liu dan kawan-kawan yang menunjukkan varian Delta dapat menurunkan imunitas pada orang yang telah divaksin, orang yang baru sembuh dan orang yang mendapatkan terapi plasma kovalesen.

Lantaran terjadi penurunan imunitas, sehingga menyebabkan orang yang terinfeksi varian Delta menunjukkan gejala lebih parah dan perlu penanganan rumah sakit.

Menurut Public Eealth England, kata dia, pasien yang terinfeksi varian Delta berisiko 2,61 kali untuk dirawat inap di rumah sakit dan 1,67 kali untuk mengalami pemburukan, sehingga memerlukan penanganan darurat.

"Hal ini terbukti dengan meningkatnya BOR ruang rawat inap Covid-19 dan ICU pada daerah yang ditemukan varian Delta seperti Jakarta dan Jawa Tengah," beber anggota Tim Pakar ULM untuk Percepatan Penanganan Covid-19 itu.

Baca Juga:Virus Corona Varian Delta Menggila, Yuk Lebih Kenali Risiko dan Gejalanya

Adapun kenaikan kasus Covid-19 yang selalu melewati angka 12.000 kasus dalam tiga hari terakhir di Indonesia, tambah dia, menunjukkan terjadinya peningkatan penularan di masyarakat yang salah satunya dipicu menyebarnya varian baru Covid-19, khususnya varian Delta. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini