Stok Oksigen Medis Buat Pasien Covid-19 di Palangka Raya Diklaim Tercukupi

"Untuk pasokan oksigen tabung sampai saat ini masih mencukupi baik yang digunakan untuk penanganan pasien Covid-19 di RSUD kota maupun di RS Perluasan," kata Probo.

Erick Tanjung
Rabu, 07 Juli 2021 | 16:03 WIB
Stok Oksigen Medis Buat Pasien Covid-19 di Palangka Raya Diklaim Tercukupi
Ilustrasi--Stock oksigen medis [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraKaltim.id - Kepala Rumah Sakit Perluasan atau RSP Hotel Batu Suli, Kota Palangka Raya, Probo Wuryantoro mengatakan persediaan oksigen tabung yang digunakan untuk penanganan pasien Covid-19 di kota setempat masih aman.

"Untuk pasokan oksigen tabung sampai saat ini masih mencukupi baik yang digunakan untuk penanganan pasien Covid-19 di RSUD kota maupun di RS Perluasan," kata Probo di Palangka Raya, Rabu (7/7/2021).

Dalam rangka mengantisipasi kekurangan atau menipisnya jumlah oksigen tabung, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menjadikan pemerintah sebagai prioritas pelayanan penyediaan oksigen.

Ia mengatakan mengacu pada instruksi Kementerian Kesehatan dalam petunjuk teknis penanganan Covid-19, yang menjadi prioritas masuk rumah sakit adalah mereka yang bergejala sedang hingga berat dan membutuhkan terapi oksigen.

Baca Juga:Polisi Ancam Sanksi Pidana Bagi Pelaku Usaha yang Menimbun Oksigen Medis

"Jadi hanya dibatasi bagi mereka yang memiliki saturasi oksigen di bawah 95 persen. Sedangkan bagi yang bergejala ringan, kita anjurkan untuk isolasi mandiri. Namun tetap dalam pengawasan tenaga medis," ujarnya.

Di sisi lain pihaknya meminta pemerintah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah untuk segera melakukan pengadaan sejumlah obat tertentu yang saat ini mulai sulit dicari.

Contohnya seperti antivirus Remdesivir yang mana hampir 70 persen pasien Covid-19 bergejala berat diberikan obat tersebut untuk mempercepat upaya penyembuhan.

Dia memperkirakan stok obat tersebut akan cukup sampai Oktober mendatang. Tetapi melihat tingginya penambahan kasus maka pihaknya meminta pemerintah kota melakukan antisipasi kekurangan pasokan.

"Apalagi, saat ini banyak negara yang juga menggunakan obat tersebut. Termasuk India yang merupakan penyedia obat Remdesivir kini digunakan sendiri. Harga obat antivirus tersebut awalnya berkisar Rp300 ribu kini melonjak hingga 400 persen atau mencapai Rp1,2 juta," katanya.

Baca Juga:Kasus Covid-19 Melonjak, Produsen Oksigen di Batam Tingkatkan Produksi

Probo mengaku pihaknya juga telah berkoordinasi dengan distributor untuk melakukan pemesanan produk jauh-jauh hari. Menurut dia jika pasien Covid-19 tidak mendapat terapi atau obat yang tepat, maka pasien gejala berat memiliki risiko kematian tinggi. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini