SuaraKaltim.id - Melonjaknya kasus Covid-19 di Kota Balikpapan berbanding lurus dengan tingginya tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) ruang isolasi dan ICU Pasien Covid-19 yang sudah mencapai 100 persen.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Andi Sri Juliarty mengatakan, kondisi tersebut terjadi karena saat pasien Covid-19 yang sembuh, tak lama kemudian sudah terisi lagi.
“Saya kira di lapangan bisa dilihat, memang rumah sakit penuh. Tingkat BOR-nya sudah 100 persen, penuh terus. Jadi, meskipun ada yang keluar, misalnya ada yang keluar dari ICU tetap ada yang masuk. Paling dia hanya berbeda jam, keluar di jam 12.00 tapi di jam 15.00 sudah masuk lagi,” katanya seperti dilansir Inibalikpapan.com-jaringan Suara.com pada Rabu (7/7/2021).
Selain itu, dia mengemukakan, lonjakkan kasus yang tinggi tersebut juga berimbas pada rasio kematian yang kini sudah mencapai 10 kasus per hari.
Baca Juga:RS Kalisat Jember Dirikan Tenda Darurat untuk Pengoptimalan IGD Pasien COVID-19
“Rasio kematian kan indikatornya diatas 3 kita kan sudah diatas 3 kasus,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (DKK) Kota Balikpapan.
Tak hanya itu, kondisi tersebut juga berdampak pada banyaknya tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar Covid-19, bahkan sampai ada yang meninggal dunia.
“Semua ini kan sudah saling berhubungan, ada tenaga medis yang terpapar banyak, meninggal juga,” bebernya.
Dikatakannya, tingginya kasus penularan yang terjadi saat ini, tidak seimbang dengan kecepatan rumah sakit menyediakan ruang isolasi maupun ICU. Sehingga, banyak pasien Covid-19 harus dirawat di selasar.
“Kita sudah bekerja berusaha menahan di hulu tapi jebol juga. Jadi sudah tidak ada keseimbangan antara kecepatan penularan kasus positif di masyarakat dengan kecematan rumah sakit mengkonversi kamar-kamarnya,” katanya.
Baca Juga:Warga Balikpapan, Catat! Ini Ruas Jalan yang Disekat Selama PPKM Darurat 2 Minggu