Kaltim Mulai Krisis Tabung Oksigen, Defisit Hingga 12 Ton

Dalam beberapa hari terakhir, kebutuhan tabung oksigen untuk warga di Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami defisit hingga 12 ton.

Chandra Iswinarno
Senin, 26 Juli 2021 | 18:38 WIB
Kaltim Mulai Krisis Tabung Oksigen, Defisit Hingga 12 Ton
Tabung oksigen (Antara)

SuaraKaltim.id - Dalam beberapa hari terakhir, kebutuhan tabung oksigen untuk warga di Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami defisit hingga 12 ton.

Pernyataan tersebut disampaikan salah satu pimpinan jasa penyedia tabung oksigen, Direktur Operasinal Surya Biru Murni Acetylene (SBM) Iwan Sanyoto seperti dilansir Inibalikpapan.com-jaringan Suara.com.

“Defisit mungkin terlihat mulai awal bulan Juli. Saya mencatat 5 Juli naik terus permintaan. Sampai sekarang belum ada turunnya,” ujarnya saat Menteri Koordinator Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PKM) Muhadjir Effendi meninjau Balikpapan pada Senin (26/07/2021).

Dikemukakannya, defisit tabung oksigen dimulai sejak awal Juli 2021. Saat itu, kasus harian Virus Corona di Kaltim, khususnya Kota Balikpapan mengalami lonjakan yang signifikan setelah munculnya Covid-19 varian delta yang ikut bermutasi  

Baca Juga:Kabar Baik! Kasus Harian Covid-19 Kaltim, Senin 26 Juli Melandai di Bawah 1.000 Kasus

Menurut penjelasannya, selama ini SBM memenuhi kebutuhan ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) maupun masyarakat umum sebanyak 250 tabung oksigen per hari.

“Suplai ke rumah sakit ke Bhayangkara, Manggar. Sifatnya kita mem-backup kita kebanyakan puskesmas dan masyarakat umum. Juli itu rata-rata hapir 250 tabung per hari. Sebelumnya itu, sekitar 10 tabung. Makanya tadi keluar masuk banyaknya.”

Masih menurutnya, kebutuhan tabung oksigen selama ini hanya lima persen dari produksi. Lantaran sebagian besar banyak disalurkan ke industri.

Namun, saat ini pihaknya lebih mendahulukan medis, ketimbang industri.

“Kami lima persen ke medis. Sisanya ke industri. Tetapi dalam kondisi sekarang terbalik. Suplai ke medis terlebih dahulu. Industrinya menunggu,” ujarnya.

Baca Juga:Kabar Baik, Indonesia Dapat Sumbangan Oksigen dari India dan Swiss

Selain itu, dia mengemukakan ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi kekurangan tabung oksigen.

Salah satu di antaranya mendatangkan tabung oksigen dari luar Kaltim dan mengalihkan semuanya untuk kebutuhan medis.

"Kami juga menyampaikan salah satu cara mengatasi defisit dengan mencari alternatif dari luar Kaltim. Kedua menahan dulu produksi oksigen Industri kemudian kita alihkan dulu oksigen medis. Tetapi ini akan terus defisit terus apabila kasusnya ga turun. Ini akan jadi masalah."  

Pun dia menyampaikan kepada Menko PMK agar bantuan tabung oksigen dari pemerintah tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan di Jakarta, Jawa maupun Bali saja, namun juga hingga ke Kaltim.

“Caranya seperti apa Kami juga menyampaikan ke pak menteri bahwa kalau bisa bantuan jangan hanya di Jawa kalau bisa juga ke Kaltim. Apalagi Kalsel dan Kaltim naik. Ini akan menjadi masalah ke depannya. Semoga kasusnya bisa turun di kaltim bisa memasok di Utara dan Selatan. Sampai hari ini kami belum melihat ada penurunan kasus,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak