Pasutri Tunanetra, Tetap Semangat Kerja Walau Pandemi Melanda

Pasutri tunanetraini merupakan salah satu keluarga miskin.

Denada S Putri
Kamis, 05 Agustus 2021 | 18:39 WIB
Pasutri Tunanetra, Tetap Semangat Kerja Walau Pandemi Melanda
Suasana di perpustakaan tunanetra milik Yayasan Mitra Netra di Jalan Gunung Balong II, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (3/12). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Pasutri tunanetra ini merupakan salah satu keluarga miskin yang sudah mendapatkan program bedah rumah.

Pasangan ini dikaruniai putra normal, I Wayan Widiasa, 10 tahun. Saat ini, Wayan Widiasa masih mengenyam pendidikan di SDN 3 Saba. "Sekarang kelas V," ujarnya.

Widiasa tidak makan nasi. Sehari-hari hanya kentang dan jagung saja yang bisa masuk ke dalam perut. Menurut ibunya Made Tangen, anaknya semenjak balita sudah trauma makan nasi.

"Waktu bayi, saya biasa kasi minum air titisan. Begitu agak besaran, dikasi bubur nggak mau dimakan. Katanya butiran nasi itu kayak ulat. Jadi sampai sekarang tidak makan nasi," kata Made Tangen,  alumni Sekolah Mahatmia Tabanan.

Baca Juga:Jaksa KPK Sebut Nurdin Abdullah Dapat Uang Lewat Sumbangan Masjid dan Bantuan Covid-19

Mengenai kondisi tuna netranya, Made Tangen alami sejak lahir. "Saya lahir tanpa kedua bola mata. Jadi memang tidak bisa melihat sejak lahir sampai sekarang," kata dia.

Sampai usia 15 tahun, Made Tangen dibesarkan di kampungnya Desa Taro, Kecamatan Tegallalang. Sebelum akhirnya dia mengenyam pendidikan khusus di Sekolah Driaraba Denpasar dan melanjutkan ke Mahatmia Tabanan. Saat mengenyam pendidikan inilah, Made Tangen bertemu dengan Nyoman Warka.

"Pertemuan yang sangat singkat. Saat mengikuti seminar pertumbuhan tuna netra di Hotel Graha Pertiwi, kenal sehari langsung diajak nganten," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini