Simak! Mutasi dari Varian Delta, Ini Gejala Corona Varian Delta Plus

Para ahli penyakit menular di Afrika Selatan percaya, negara itu sudah mengalami gelombang ketiga infeksi karena varian Delta.

Denada S Putri
Minggu, 08 Agustus 2021 | 06:40 WIB
Simak! Mutasi dari Varian Delta, Ini Gejala Corona Varian Delta Plus
Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)

SuaraKaltim.id - Corona varian delta plus merupakan bentuk mutasi dari varian Delta. Varian Delta sendiri menjadi penyebab melonjaknya kasus corona di India dan Afrika Selatan beberapa waktu lalu. Indonesia pun patut waspada, makanya gejala-gejala corona varian delta plus perlu diketahui masyarakat.

Bahkan, organisasi kesehatan dunia (WHO) juga menetapkan status waspada terhadap corona varian Delta Plus. Sejumlah ahli virologi di India, seperti dikutip dari Hindustan Times mengatakan, varian Delta Plus membawa gejala Delta serta varian Beta. Beberapa gejala tersebut antara lain:

  1. Batuk
  2. Diare
  3. Demam
  4. Sakit kepala
  5. Ruam kulit
  6. Perubahan warna jari tangan dan kaki
  7. Nyeri dada
  8. Sesak napas

Selain di atas, gejala lain yang juga dialami para penderitanya adalah:

  1. Sakit perut
  2. Mual
  3. Kehilangan nafsu makan
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)

Bahaya Corona Varian Delta Plus

Baca Juga:Asal Usul Virus COVID-19 Varian Delta Plus

Hindustan Times juga memberitakan virus corona varian Delta Plus telah menjadi musuh baru setelah terbukti dapat meningkatkan penularan. Varian ini juga lebih resisten terhadap beberapa obat dan terapi.

Negara bagian Maharashtra termasuk Kota Mumbai melaporkan jumlah kasus tertinggi dari varian Delta Plus. India menaruh perhatian khusus terhadap varian ini. Pasalnya strain dari Delta Plus sudah ditemukan di 49 sampel di 12 negara bagian di India.

Perwakilan WHO untuk Rusia, Melita Vujnovic, menyebutkan vaksinasi dan langkah-langkah keamanan seperti menggunakan masker wajah sangat penting dalam memerangi varian virus corona Delta Plus.

“Kami perlu melakukan upaya dalam waktu singkat, jika tidak, akan ada penguncian," kata Vujnovic.

Sejauh ini para ilmuwan masih melakukan penelitian terhadap mutasi baru dari varian Delta. Padahal sebelumnya, varian Delta sejauh ini telah ditemukan di 85 negara.

Baca Juga:Apa Itu Varian Delta Plus? Simak Gejala Sampai Bahaya Varian COVID-19 Baru Ini

Menurut para ahli kesehatan pula, varian ini telah menjadi kekuatan pendorong di balik lonjakan infeksi di Afrika Selatan. Bahkan, para ahli penyakit menular di Afrika Selatan percaya, negara itu sudah mengalami gelombang ketiga infeksi karena varian Delta.

REKOMENDASI

News

Terkini